Si Kancil Anak Nakal
Hampir semua orang mengenal Kancil. Kebanyakan dari kita pasti mengenalnya dari kisah yang sering diceritakan orang tua kita ketika kita masih kecil. Namun, tahu kah Anda bahwa hewan kancil hanya bisa ditemukan di beberapa tempat saja, salah satunya di Indonesia.
Walaupun hewan kancil statusnya sudah hampir punah, ternyata masih banyak anak-anak yang belum tahu seperti apa wujud asli kancil. Mereka mengenal kancil hanya lewat cerita. Kebiasaan orang tua mendongengkan anaknya nampaknya juga sudah mulai luntur. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, munculah ide untuk mengangkat sosok kancil ke dalam film pendek ini. sekaligus untuk kembali memopulerkan sosok si kancil.
Film pendek Si Kancil Anak Nakal ini, dibuka dengan narasi seorang kakek tua yang sedang bercerita kepada sekumpulan anak-anak binatang. Sang kakek bercerita kepada mereka bahwa dahulu hiduplah hewan yang paling cerdas di hutan, yaitu kancil. Namun kancil kini sudah hampir punah karena rusaknya hutan tempat tinggal mereka. Sang kakek lanjut menceritakan bagaimana kecerdikan dan kelicikan kancil dalam memecahkan masalah yang ia hadapi. Hingga pada akhirnya kancil pun mendapatkan ganjaran atas perbuatan buruk yang telah ia lakukan selama ini. Di akhir film, penonton barulah mengetahui bahwa sang kakek yang sedang bercerita adalah si kancil itu sendiri. Kini kancil sudah tua dan hanya bisa menceritakan kisah hidupnya pada anak-anak binatang. Ia berharap dapat memberikan contoh pada anak-anak bahwa semua perbuatan pasti akan ada balasannya dan kisahnya akan selalu diingat selalu.
Setelah ide dasar dan cerita telah didapat, saya mulai mengumpulkan data-data mengenai kancil, seperti kisah fabel kancil, habitat kancil, foto dan video kancil, dan sebagainya. Barulah kemudian dibuat desain karakter dan desain environment-nya. Lalu, dilanjutkan dengan pembuatan storyboard.
Setelah semua konsep desain dan storyboard selesai dikerjakan, baru saya masuk ke tahap modeling dan texturering yang dilanjut kan dengan character setup dan animasi hingga tahap terakhir compositing. Semua proses tersebut memakan waktu sekitar lima minggu.
Dalam proses modeling character, saya menemukan kendala saat pembuatan morph target. Untuk membuat morph target mata kanan menutup, saya tidak dapat mem-mirror morph target mata kiri yang telah saya buat dan meng-assign-nya sebagai morph target mata kanan. Begitupun dengan morph target lainnya yang telah saya buat. Untungnya, saya menemukan free script ’Morphix’ yang memungkinkan saya untuk menggunakan mirror tools dalam pembuatan morph target. Terima kasih kepada Martijn van Herk karena telah membuat script yang sangat berguna untuk saya pada saat itu.
Modeling environtment seperti pohon dan rumput dibuat dengan menggunakan teknik subdiv modeling seperti biasa. Namun, pada beberapa kasus, saya menggunakan plugin pemodelan pohon dari iTooSoftware© untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan cepat.
Kemudian, timbul masalah ketika saya harus membuat scene hutan. Di hutan akan terdapat banyak sekali objek pohon dan rumput. Jika semua model tersebut diletakkan dalam satu scene, akan sangat membebani kerja komputer, sehingga akan memperlambat perkerjaan saya ke depan nantinya. Penggunaan plugin dari iTooSoftware© sangat membantu saya dalam pembuatan hutan ini. Model pepohonan saya dapat di-scatter dalam jumlah banyak tanpa membebani kerja komputer. Awalnya sempat pesimis, proses render setiap frame-nya pasti akan membutuhkan waktu yang lama. Beberapa detik setelah saya memencet tombol render, senyum kecil mulai terlihat di wajah saya, menggambarkan ekspresi kebahagian akan proses render yang cepat.
Untuk pencahayaan, saya hanya menggunakan sumber cahaya matahari. Bayangan daun yang terlihat di tanah merupakan fake shadow yang dihasilkan dari gambar hitam putih daun-daun dan ranting-ranting yang diproyeksikan oleh lampu standar.
Comments :