The Making of “Love Hormones”
Scientific Process of Love Hormones adalah film animasi dokumentasi pendek yang menceritakan seseorang remaja yang sedang jatuh cinta dimana perilaku dan tingkah lakunya berbeda dari biasanya. Pada suatu siang hari, seseorang remaja itu pun hendak pulang rumah dengan sikap yang berbeda yaitu senyum-senyum sendiri, sehingga kakak dari remaja itu sendiri pun bingung atas kelakuan adiknya tersebut. Maka di saat itu juga, si kakak menghampiri sang adik untuk berbicara dengannya. Dikarenakan adiknya ketahuan sedang jatuh cinta dan si kakak juga telah mengalami duluan atas kejadian tersebut sehingga si kakak menceritakan gejala-gejala cinta dan proses reaksi hormon-hormon apa saja yang terjadi di dalam tubuh manusia pada saat mengalami fase jatuh cinta.
Love Hormones adalah Karya Tugas Akhir yang bersifat animasi dokumentasi yang menceritakan penjelasan gejala-gejala cinta dan proses ilmiah hormon-hormon cinta yang bereaksi ketika seseorang sedang jatuh cinta.
Pada proses pembuatan film animasi Love Hormones, penulis tentunya memulai merancang konsep cerita dan ide-ide visual dalam proses pembuatan desain karakter dari segi proporsi, art-style, bentuk rambut, karakteristik yang cocok dengan animasi yang ditargetkan konsumen generasi milineal remaja jaman sekarang. Penentuan dan pemilihan warna juga sangat penting dalam pembuatan sebuah desain karakter. Hasil akhir proses desain karakter yang terpilih merupakan art-style lead character dimana visual style menyerupai film Disney di era 1950an. Tentunya dalam memilih desain karakter akhir ditandai dengan diadakan penelitian riset maupun survey dari remaja-remaja itu sendiri sehingga dari segi visual penjelasan dokumentasi dapat tersampaikan dengan baik. Pada karakter Marcel si kakak, penulis membuat rambut ala gondrong dan berpakaian modis dan formal seperti jaket dan blazer, sedangkan Andre si adik penulis membuat rambut lebih modern dan berpakaian simple atau casual. Setelah hasil Akhir desain karakter telah selesai maka selanjutnya penulis membuat pose-pose kedua karakter tersebut, berikut hasilnya:
Dalam film animasi dokumenter pendek ini yang paling penulis ingin sampaikan adalah penjelasan fakta hormon yang jelas agar penonton memahami penjelasan tersebut. Gerakan artikulasi dari tiap karakter tidak terlalu kompleks dan rumit sehingga dapat diikuti dengan baik. Tone warna yang penulis gunakan merupakan warna-warna soft, pastel, dan juga gradiasi warna yang monokromatik dan analogus pada background.