THE MAKING OF “ I CAN HEAR’’
I Can Hear adalah sebuah film animasi edukasi tentang bagaimana proses penyesuaian alat bantu dengar menggunakan metode intesitas suara disesuaikan dengan kemampuan pendengaran pengguna cochlear implant. Film Animasi edukasi ini dibuat untuk mengedukasi masyarakat dewasa, terkait dunia tuna rungu dan cara penanganannya. Melalui hal tersebut agar masyarakat yang menonton film animasi ini menjadi paham tentang ciri-ciri individu Tuna Rungu. Setelah mereka memahaminya, mereka bisa membantu dengan menyarankan atau membawa individu tuna rungu tersebut kepada tenaga professional untuk berkonsultasi menggunakan cochlear implant.
Animasi ini berdurasi sekitar 4 menit lewat, termasuk juga credit. Target audiencenya untuk usia 25 – 40an tahun.
Dalam pembuatan karakter ini memakai style ikonik. Karakter utama dalam film animasi edukasi “I Can Hear” adalah Ibu Sabil, orang tuanya Sabil. Ibu Sabil adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada anaknya, ibu sabil yang selalu memperjuangkan dan penuh mengorbankan kepada anaknya. Sosok ibu yang memiliki karakter yang penuh sayang, peduli, rendah hati kepada anaknya. Karakter kedua adalah seorang gadis cilik yang bernama Sabil, berumur 4 tahun, sejak lahir dia menyadang disabilitas tuna rungu, dia merasakan tidak mendengar sama sekali rasanya seperti sunyi, dan dia memiliki karakter yang sangat pendiam, dan tidak bisa bicara sama sekali.
Penulis menggunakan bentuk karakter 2D yang sederhana, karakter yang memiliki outline, dan lebih simple. Penyederhanaan bentuk dari karakter ini yang sebenarnya lebih simple supaya penontonnya lebih mudah dipahami, lebih terbuka pikiran dan menangkap eksperesi dan sifat karakter yang ada di filmnya.
Untuk proses gerak atau animate yang penulis menggunakan teknik animasi frame by frame dengan 24 frame per second dengan menggunakan style walk cycle dengan urutan concact, passing, up, down, dan pass. Untuk Gerakan animasi dengan jaraknya antara 1 frame dan frame dengan menyesuaikan dengan kecepatan gerakan yang lambat. Selama proses pembuatan film,
Dalam film animasi edukasi yang berjudul “I CAN HEAR”, scene pertama di Taman ini memiliki warna yang termasuk cool colors ,yaitu biru, dan hijau. Berdasarkan teori dari psikologi warna, warna biru yang menggambarkan kesedihan, dan ketenangan. Warna biru ini menjadikan memberi perasaan yang sedih, tenang, aman, dan damai. Sedangkan, warna ini hijau, hijau yang memiliki aura yang tenang, kedamaian dalam diri. Maka, penulis memilih 2 warna sangat cocok untuk di Taman karena warna taman termasuk dengan warna harmonis dan terlihat cerah, sejuk, santai dan menyegarkan.
Dan, scene yang kedua ini di Rumah Sakit memiliki warna yang kombinasi dan primer dengan warna biru tosca, abu-abu, cream. Warna ini terlihat berkesan rapih dan kebersihan serta sehat. Warna ini mampu memunculkan suasana damai dan tenang.