BEHIND THE SCENE “REPLAY”
Replay merupakan proyek Intellectual Property berupa karakter video game 2D Platformer. Proyek ini menggunakan gaya pixel art dengan tema perkembangan grafis video game, terutama era di mana gaya pixel art berjaya. Untuk tugas akhir kuliah, proyek ini disajikan sebagai sebuah trailer.
Karakter utama dalam proyek ini, Little Mushy, merupakan seekor “slime”, makhluk yang memiliki konsistensi tubuh lembek dan kenyal seperti jelly atau agar-agar. Gaya visual yang digunakan untuk proyek ini adalah gaya kartun yang lucu dan cerah.
Ketika mendesain karakter ini, penulis menginginkan karakter yang berkesan lucu dan lugu, dan memiliki perangai anak kecil. Karakter yang lucu pada umumnya memiliki proporsi kepala yang cukup besar dibandingkan badannya serta bentuk yang bundar.
Pewarnaan karakter ini menggunakan limitasi perangkat video game lama, khususnya untuk tahap bayi dan balita.
Untuk masa-masa bayi karakter ini, digunakanlah limitasi Tamagotchi, yaitu hanya dua warna, hitam dan putih, resolusi dengan ukuran 32 x 32 pixel, dan animasi sprite yang terbatas.
Untuk tahap selanjutnya, Game Boy hanya memiliki 4 warna dan resolusi 160 x 144. Kemampuan animasi sudah meningkat, meskipun masih tidak terlalu bebas.
NES memiliki 54 warna berbeda, namun hanya dapat menampilkan warna dengan jumlah terbatas, 13 warna berbeda untuk background, serta 3 warna berbeda untuk satu sprite. Perangkat ini memiliki resolusi 256 x 224.
SNES sudah lebih bebas dalam pemilihan dan penggunaan warna, mampu menggunakan 256 jenis warna dan menampilkan 15 warna untuk tiap sprite. Resolusi yang ditampilkan dapat mencapai 512 x 448 pixel, dan animasi sprite sudah dapat dikatakan mulus.
Untuk era setelahnya, sudah hampir tidak ada limitasi yang terlalu mengekang. Warna untuk bentuk dewasa karakter ini ditetapkan berdasarkan warna dirinya pada masa kecil, yaitu hitam dengan sedikit unsur ungu. Warna kuning dan jingga digunakan untuk menyampaikan kesan hangat dan akrab, serta untuk menciptakan kontras dengan warna tubuhnya.
Animasi dalam proyek ini menggunakan teknik animasi tradisional, yaitu animasi yang digambar satu per satu atau frame by frame. Berikut contoh spritesheet animasi yang digunakan dalam proyek ini. Set animasi yang sudah selesai dijadikan ke dalam format gif untuk dimasukkan dan di-compose software Adobe After Effect.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai behind the scene protek ini. Penulis berharap artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
Siddhattha Adhitthana Hartono
Comments :