Dalam produksi film animasi pendek, salah satu tahap yang cukup krusial adalah tahap pemilihan konsep, dan setelah melalui tahap brainstorming, saya memutuskan untuk mengangkat tema demensia sebagai plot device untuk melakukan plot establishing, sekaligus goal dari protagonis. Setelah mengadakan survey terhadap Target audience saya yang terdiri dari remaja umur 18 sampai dewasa, saya mengambil kesimpulan bahwa belum banyak yang mengetahui apa yang dirasakan seseorang ketika orang tersebut mengidap demensia, dan secara spesifik salah satu gejala nya yaitu prosopagnosia, atau ketidakmampuan untuk mengenali wajah dan fitur-fitur nya, sehingga hal ini menjadi sebuah media yang dapat saya gunakan di dalam story progression. Sesuai dengan hasil riset itu, saya menggunakan prosopagnosia sebagai sebuah gejala utama yang di visualisasikan di dalam film pendek ini. Setelah melalui pemilihan konsep dan penyusunan script awal, saya mulai melakukan riset untuk style karakter dan animasi, dimulai dengan konstruksi shader utama yang akan digunakan, saya melakukan observasi visual terhadap film-film animasi Claymation seperti Shaun the Sheep, Wallace & Gromit, dan Chicken run, untuk menentukan final look yang akan di replikasi menggunakan clay shader, hal ini meliput deformasi, tekstur, dan bekas sidik jari pada permukaan dari model-model karakter tersebut. Selain permukaan clay, pakaian yang ada pada model-model tersebut terbuat dari kain asli, maka pada film ini, saya menggunakan tekstur kain PBR untul mencapai look tersebut, PBR sendiri merupakan kombinasi dari 4 tekstur utama yang berkontribusi pada aspek-aspek mereka tersendiri, yaitu Diffuse yang merupakan warna dan motif utama dari tekstur tersebut, kemudian roughness yang mengatur reflektivitas, normal map yang mengatur bagaimana pencahayaan mempengaruhi permukaan tersebut, dan height map yang mengatur elevasi dari permukaan tersebut.

Dalam Produksi animasi 3D proses workflow dibagi menjadi modelling, Texturing, Rigging, Animating, dan Compositing, sebagai solo creator hal ini tentunya tidak mudah, dan untuk mempermudah proses produksi saya menggunakan beberapa software, plugin dan freeware untuk mendukung proses produksi film pendek ini, seperti Rigify, Substance Painter, Materialize, dan Freesound.org. Pada proses modeling saya menggunakan sofware blender, pada awalnya saya melakukan blocking dengan primitive shape, kemudian dengan sculpting tool blender saya mulai melakukan detailing pada model-model karakter, setelah itu saya melakukan retopologi untuk mengurangi jumlah polygon pada model karakter, sedangkan untuk model-model environment saya menggunakan teknik poly modeling dan subdivision untuk membuat bentuk dari benda-benda tersebut, setelah melalui proses tersebut, lanjut kepada proses UV unrwap dan mapping untuk mempersiapkan model tersebut untuk meuju ke tahap texturing di dalam substance painter, pada tahap ini saya memisah bagian model menjadi beberapa material, yaitu material kulit, baju, dan celana. Dengan material yang telah terpisah, penulis dapat mengatur animated shader secara independen, sehingga deformasi yang terjadi pada permukaan nya tidak terlihat linear atau meng copy satu sama lain, menghasilkan sebuah visual yang lebih menarik bagi penonton.

Proses Texturing akan dilakukan menggunakan Substance painter dan photoshop untuk alpha map generation, sementara UV Unwrap akan dilakukan di dalam blender, selain itu beberapa tekstur akan menggunakan animated material, di samping menggunakan image texture, saya juga menggunakan procedural shader untuk mencapai estetik Claymation, shader tersebut terdiri dari 4 node group utama, yaitu surface, deformation, fingerprints, dan pebbles yang dicapai dengan menggunakan bump dan normal map. Proses rigging untuk proyek ini akan dilakukan di dalam blender menggunakan addon Rigify dan IK milik blender.org yang dapat membantu dalam mereplikasi model tanah liat seperti yang digunakan pada film-film Stop Motion pada umumnya, selain itu saya menggunakan bone constraint IK untuk membuat IK rig secara manual untuk bagian tangan, kaki, dan pinggang, sedangkan untuk driver lutut dan siku saya menggunakan bone constraint “Track to” dan dua pasang floating bone. Pada proses rigging ada beberapa bagian dari mesh yang tidak dapat dibenahi melalui weight painting, maka untuk beberapa shot saya menggunakan corrective shape key untuk mengatasi hal tersebut, selain itu shape key juga digunakan untuk menyimpan preset ekspresi wajah untuk karakter-karakter.

Proses animating untuk proyek ini akan dilakukan di dalam Blender menggunakan keyframe dan dope sheet modifier untuk mencapai kesan Stop-Motion, selain itu saya juga menambahkan still frame di akhir beberapa scene, agar transisi dari satu scene ke scene berikutnya tidak terlalu cepat, dan tidak merusak tempo animasi, sebelum menempuh produksi di software Blender, dibuatlah konsep berupa animatik sebagai sumber utama durasi semua adegan dalam animasi pendek ini, yang kemudian di rangkai menjadi image sequence, dan kemudian di export ke dalam Blender sebagai video untuk referensi timeline dan durasi. Sebelum dilakukan proses editing, penulis menggunakan node denoise bersama dengan denoising data pada blender untuk menurunkan sample size yang perlu digunakan, hal ini menghasilkan sample size 100 yang memakan waktu render setiap frame sekitar 1 menit, dengan hal ini penulis dapat melakukan proses rendering dengan lebih mudah dan efektif. Kemudian pada proses editing dan post processing, penulis menggunakan software Sony Vegas Pro versi 16, di tahap ini render mentah dari blender dan sound effect yang telah di proses disusun agar membentuk sebuah film pendek, selain itu hal-hal seperti color correction dan transition juga ditambahkan untuk membuat kesan film terlihat lebih “Cinematic” dan tidak terasa terlalu cepat.

Proses pembuatan animasi ini memiliki banyak proses dan tantangan yang harus dihadapi, terutama dikarenakan proyek ini merupakan proyek independen, tetapi pada akhirnya film animasi pendek “Who Am I” ini dapat diselesaikan dengan sangat baik dan sesuai target. Dengan Artikel ini dapat dilihat sekilas proses dan tahap-tahap yang digunakan dalam penciptaan animasi pendek 3D yang berjudul “Who Am I” ini, Semoga dapat menjadi sumber inspirasi dan informatif.

Penulis.

Djody Widjodjo Kusuma