Flightless adalah sebuah film animasi pendek yang bercerita tentang seekor great auk yang dibesarkan oleh seekor burung camar yang berusaha untuk terbang agar tidak dikucilkan dan diterima sebagai bagian dari para burung camar di Kepulauan Faroe. Ketika sedang berusaha untuk terbang, sang great auk terjatuh ke dalam laut dan belajar untuk “terbang” di dalam air dengan handal. Di saat itulah ia menyadari bahwa walaupun tidak memiliki kemampuan yang sama seperti para burung camar, dirinya sendiri juga mempunyai kemampuan yang unik dan berguna.

Film animasi pendek ini mengangkat tema diskriminasi yang disebabkan oleh keunikan individual yang dimiliki oleh suatu individu. Pada artikel ini, penulis akan membahas proses pembuatan animasi gerak dari para karakter yang ada pada film animasi pendek tersebut.

Pada proses pembuatan animasi film animasi pendek Flightless, penulis menggunakan dua teknik animasi untuk menghasilkan gerakan keseluruhan dari setiap karakter yang ada pada film, yaitu teknik animasi png sequence dan teknik animasi spline. Penulis menggunakan teknik animasi png sequence untuk ekspresi dan gerakan mata karakter. Teknik ini dilakukan dengan mengatur timeline pada node shading yang sudah diubah ke dalam bentuk sequence. Selain itu, penulis juga menggunakan teknik animasi spline untuk menghasilkan gerakan karakter yang smooth. Gabungan kedua teknik animasi tersebut menghasilkan style animasi hybrid yang menggunakan animasi 2D dan 3D pada karakter dalam film.

Dalam proses pembuatan film animasi pendek Flightless ini, penulis menggunakan prinsip 12 animasi sebagai fondasi pembuatan animasi yang lebih mulus dan enak dilihat. Animasi untuk gerakan setiap karakter juga dibuat dengan menggunakan referensi dari gerakan hewan-hewan aslinya, untuk menciptakan gerakan karakter yang terlihat alami.

 

Dengan pembuatan film animasi pendek Flightless ini, diharapkan para penonton menjadi lebih sadar terhadap diskriminasi terkait keunikan individu. Demikian pembasahan mengenai proses pembuatan animasi dari film Flightless. Sekian dan terima kasih.

 

Penulis

Leonardo Sidarta