The Making of “papa”
Anak perempuan yang berusia 12 tahun ingin mendapatkan perhatian dari ayahnya, dan menyadari kesedihan ayahnya yang baru saja kehilangan istrinya. Hingga akhirnya anak perempuan tersebut memutuskan untuk membuat gelang yang mengungkapkan perasaannya.
Animasi pendek “papa” ini dibuat untuk mengajak masyarakat untuk lebih menghargai sosok ayah terutama sosok ayah yang menjadi single father. Karena ketika sosok ayah menjadi single father, lebih banyak tekanan yang dirasakan, karena masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa sosok ayah kurang mampu dalam mengurus anaknya dan sosok ayah dianggap mudah untuk menikah kembali. Sehingga tekanan tersebut banyak membuat sosok ayah yang menjadi single father lebih tertekan dan tidak sedikit yang mengalami depresi. Maka dari itu, animasi pendek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap naluri yang dimiliki oleh sosok ayah, sebagaimana sosok ayah tidak hanya sosok yang keras, namun dapat menjadi sosok yang hangat bagi anaknya.
Karena tujuan dari animasi pendek ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, maka pembuatan animasi ini menggunakan pendekatan emosional dalam penyampaiannya. Sehingga penggunaan warna menjadi salah satu studi yang dilakukan. Penggunaan warna yang digunakan dalam animasi pendek ini menggunakan referensi penggunaan warna dari film ‘Little Women’ (2019). Film tersebut memiliki dua timeline yang dibedakan dengan dua temperatur warna yaitu warm tone dan cool tone. Warm tone sebagai childhood dan cool tone sebagai adulthood. Maka dari itu karakter ayah yang Bernama Agus lebih menggunakan warna cool tone, dan karakter anak yang Bernama Eka, menggunakan warna warm tone. Penggunaan warna dari film tersebut juga digunakan dalam pemberian mood pada film. Warm tone dalam film ‘Little Women’ (2019) digunakan untuk menunjukkan peristiwa terindah, kenyamanan, kehangatan, cinta dan ambisi, yang kemudian dalam animasi pendek ini, penggunaan warna warm tone digunakan dalam peristiwa kebahagiaan, kenyamanan, ambisi, cinta atau kasih saying. Kemudian cool tone yang dalam film ‘Little Women’ (2019) digunakan ketika mimpi mulai hilang, kehilangan seseorang, dan kenyataan atau duniawi. Sehingga warna cool tone dalam animasi pendek ini digunakan dalam peristiwa kehilangan, depresi, perasaan bersalah, dan kesedihan.
Selain penggunaan warna untuk mendesain karakter, desain karakter dalam animasi ini menerapkan simplexity. Simplexity merupakan teknik yang digunakan PIXAR ketika mendesain karakter dari animasi UP. Simplexity merupakan selective detail dari karakter tersebut, sehingga dapat menjadi simbol dari karakter tersebut. Sehingga dalam mendesain karakter animasi pendek ini, karakter Agus dibuat lebih menyerupai kotak untuk menunjukkan karakternya yang keras dan kaku. Sedangkan karakter Eka, lebih berbentuk bulat, karena karakter Eka merupakan karakter yang penyayang.
Berikut adalah hasil dari beberapa scene:
Kehilangan seseorang yang dicintai tidak memandang gender maupun usia, dan ketika mengalami kesulitan untuk bangkit dari kesedihan tersebut juga terjadi oleh siapa pun. Baik seorang ayah yang kaku dan keras, masih dapat merasakan kehilangan yang membuat dirinya lupa akan kehadiran orang yang masih sangat berarti bagi dirinya. Maka dari itu baik adanya kita sebagai makhluk sosial, membantu menyadarkan dan menguatkan mereka yang mengalami kesedihan dan menghargai proses bangkitnya mereka menghadapi peristiwa tersebut.