Animasi pendek “Orang Utan Kalimantan” menceritakan tentang, seekor anak orang utan yang hidup di kebun binatang dan merindukan kehidupan bebas di hutan yang menjadi habitatnya bersama kelompok orang utan. Cerita dialam animasi pendek “Orang Utan Kalimantan” memfokuskan pada permasalahan perburuan illegal dan penangkapan illegal yang divisualkan dalam bentuk animasi 2 Dimensi dengan genre drama dan keluarga.

Tahap pertama dalam perancangan desain adalah menentukan jenis font yang digunakan pada desain judul animasi pendek “Orang utan Kalimantan” adalah hellomiya. Font ini memiliki gaya tarikan garis dari tebal hingga tipis, bertekstur kasar dan garis yang dihasilkan tidak menusuk tajam. Selain itu juga menggunakan jenis fontania swash pada elemen yang melambangkan tanah. Warna yang digunakan menggambarkan orang utan diantaranya yaitu warna coklat muda, putih dan hitam sedangkan untuk warna latar pada logo, menggunakan warna hijau muda dan untuk tulisan menggunakan warna hitam dan putih.

Target Audince untuk animasi pendek “Orang Utan Kalimantan” adalah untuk umur 6-12 tahun sehingga gaya gambar yang digunakan adalah iconic atau kartun. Untuk penggambaran karakter didalam animasi pendek ini mengikuti watak setiap tokohnya sehingga menghasilkan beragam bentuk basic shape. Terdapat 3 karakter dalam animasi ini yaitu :
1. Nara adalah seekor anak orang utan yang berperan sebagai tokoh utama dengan sifatnya yang cengeng,
2. Sanja adalah seorang anak kecil berusia 12 tahun yang berperan sebagai side kick dengan sifatnya yang percaya diri,pantang menyerah dan banyak akal.
3. Mamut adalah seorang pria dewasa pemilik kebun binatang yang berumur 35 tahun yang berperan sebagai antagonis dengan sifatnya yang licik
Dan untuk desain environment lebih cenderung menggunakan warna hijau yang melambangkan warna alam.

Setelah menentukan desain tahap selanjutnya adalah dengan membuat beatboard yang mengartikan rangkaian suatu cerita, dan kemudia dikembangkan nya Kembali menjadi storyboard yang berarti memberikan penjelasan secara detail rangkaian adegan dalam cerita. Detail yang diberikan yaitu meliputi pergerakana kamera,Gerakan dalam adegan dan keterangan setiap adegannya

Setelah itu tahap terakhir dalam proses pembuatan animasi pendek “Orang Utan Kalimantan” adalah tahap editing yang dirender secara frame to frame setiap gerakan adegan agar mempermudah saat menggabungkan dalam program aplikasi video editing. Setelah itu dimasukannya efek suara yang dapat memvisualisasikan gerak dalam adegan. Kesimpulan dari artikel ini adalah proses perancangan animasi pendek dimulai dari mencari ide yang terinspirasi oleh permasalahan yang terjadi di Indonesia setelah itu menentukan target audience yang disesuaikan dengan gaya gambar yang digunakan untuk desain karakter dan environment. Setelah itu membuat beatboard yang kemudian diperjelas dalam storyboard dan tahap terakhir adalah proses editing video.

Penulis
Katherine Elliani Suhendra