The Making of Komik Orak-Arik
Komik Orak-Arik merupakan intellectual property dalam bentuk komik 4-koma (yonkoma) atau biasa disebut komik 4 panel. Komik ini menceritakan kehidupan Ricki dan Rachelia yang tinggal di indekos. Topik yang diangkat menyangkut gaya hidup dan kebiasaan makan remaja saat ini yang sering mengonsumsi makanan instan/junk food. Komik Orak-Arik ingin menyajikan informasi soal gizi dan gaya hidup lebih sehat sehingga dapat mengedukasi remaja/dewasa muda melalui komik komedi 4-koma. Konsep yang direncanakan yaitu komik 4-koma komedi dengan 3 panel ilustrasi + 1 panel animasi.
Rachelia merupakan seorang karyawan yang bersifat extrovert, ekspresif dan energik. Rachelia merupakan karakter yang terobsesi untuk memiliki bentuk tubuh ideal, sehingga dalam komik ini ia merupakan karakter yang menunjukan gaya hidup lebih sehat. Akan tetapi, Rachelia jg memiliki kelemahan terhadap jajanan-jajanan tidak sehat sehingga ia sering gagal diet. Karakter Ricki merupakan mahasiswa yang introvert dan lebih senang menikmati hal-hal yang ia suka sendiri. Ricki memiliki gaya hidup yang kurang sehat karena hobi makan junk food dan camilan yang tidak sehat. Ia lebih senang menghabiskan uangnya untuk hobi ketimbang memerhatikan kesehatannya. Postur tubuh Ricki tidak tegak sempurna dan kurus menggambarkan dirinya yang kurang menjalani pola hidup sehat.
Untuk pembuatan trailer, penulis membuat latar indekos yang terinspirasi dari indekos yang biasa ditemukan di jalan-jalan kecil sekitar wilayah perkantoran dan universitas di Jakarta dan Tangerang. Warna yang dipilih dalam desain rumah kos adalah warna hijau karena melalui observasi penulis, rumah-rumah di gang atau pinggiran kota lebih banyak memakai warna cat cerah. Dalam pertimbangan desain indekos ini, warna hijau dipilih agar indekos yang ditinggali karakter stand out dibandingkan dengan rumah rumah sekitarnya, sekaligus memberikan kesan aman, nyaman, dan asri.
Trailer yang dibuat menggunakan teknik frame by frame animation untuk gerakan karakter. Dimulai dengan mumbuat key pose untuk menentukan pose-pose utama dalam Gerakan, lalu ditambahkan in-between agar gerakan semakin terlihat halus. Selain itu penulis juga menggunakan modifier untuk beberapa gerakan untuk menambah efek noise. Efek-efek visual komik ditambahkan kedalam animasi trailer untuk menambahkan kesan komik. Efek tersebut berupa balon kata, efek ekspresi seperti kaget, marah, senang dan muram yang biasa ditemukan di komik Jepang (manga) dan komik Amerika.
Tahap compositing dilakukan untuk menyatukan foreground, middleground, dan background. Seluruh aset-aset yang telah dibuat disatukan sesuai dengan rencana scene yang telah dibuat di storyboard dan animatic. Penulis juga melakukan editing dan color grading untuk beberapa shot agar karakter dan latar tempat lebih menyatu. Aplikasi yang digunakan untuk proses compositing adalah Adobe Premiere.