Di era modern ini, pengetahuan masyarakat akan budaya Indonesia semakin berkurang. Terlebih lagi, dengan datangnya era globalisasi di mana masyarakat berbagai kalangan dapat dengan mudah mengakses konten luar negeri, masyarakat kita cenderung lebih terbiasa dengan media luar dan konten-konten non-lokal, sehingga pengetahuan dan kecintaan akan budaya sendiri semakin memudar. Sebenarnya, banyak hal yang dapat dilakukan dalam pelestarian budaya. Salah satunya adalah eksposisi terhadap cerita-cerita lokal yang lekat dengan budaya-budaya tempat cerita tersebut berasal. Cerita rakyat seringkali menunjukkan kebudayaan yang lekat di daerah asalnya. Proyek animasi pendek “Garuda, Naga and the Curse of Kadru” yang mengadaptasi cerita dari “Garuda Wisnu Kencana” dirancang untuk mengembalikan minat masyarakat lokal dan generasi muda terhadap cerita mitologi Indonesia dengan preferensi visual yang lebih relevan dan adaptasi cerita yang baik. dengan mengamati desain karakter mitologi dan fantasi modern atau karakter superhero, yang disukai oleh generasi muda dan mengambil elemen penting dari cerita asli untuk diadaptasi ke dalam animasi pendek.
Ada berbagai adaptasi yang dilakukan pada cerita Garuda Wisnu Kencana. Namun, cerita asli adaptasi film ini diambil dari epos Mahabharata dalam kitab Adi Parva. Dalam teks-teks suci Mahabharata, dikatakan bahwa Winata dan Kadru, istri Resi Kasyapa diberikan sebuah permintaan. Kedua istri meminta anak, dan dengan demikian Garuda dan Naga lahir. Cerita berlanjut hingga Kadru memperbudak Winata melalui taruhan dan Garuda mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan ibu tirinya. Ada bagian di mana dikatakan bahwa para Naga dikutuk oleh Kadru karena menolak perintahnya untuk membantunya menipu dalam taruhannya dengan Winata. Dia mengutuk mereka untuk dibakar hidup-hidup dalam upacara pengorbanan ular Raja Janamejaya. Poin dari cerita asli ini diambil oleh penulis untuk dikembangkan menjadi cerita yang lebih besar, di mana Naga dipaksa melawan Garuda untuk mencegah kutukan ibunya, yang menyeretnya ke dalam lubang api dan membakarnya hidup-hidup. Penulis dalam proyek animasi ini bertugas sebagai director, scriptwriter, 2D concept artist, storyboard artist, secondary animator dan editor.

Dari segi komposisi visual, animasi pendek “Garuda, Naga, dan Kutukan Kadru” terdiri dari latar belakang cerita sequence 2D, adegan aksi dan pertarungan. Visualnya mengambil referensi dari animasi pendek berjudul Dragons oleh video game Overwatch, di mana terdapat 2D sequence yang digunakan untuk bagian narator dalam menceritakan latar belakang cerita dan epilog, sedangkan adegan pertarungan dalam cerita menggunakan animasi 3D. Sequence 2D dalam Dragons menunjukkan pengaruh lukisan Jepang yang besar di dalamnya, mengacu pada budaya yang diwakilinya dalam cerita. Urutan 2D yang dibuat dalam animasi pendek juga mengacu pada lukisan Bali dari segi warna dan artstyle. Oleh karena itu, penulis baik sebagai story artist maupun concept artist melakukan observasi terhadap lukisan dan patung Bali dan mengambil elemen visual yang kuat dari seni Bali ke dalam sequence 2D.