“dio” merupakan sebuah film animasi pendek 2 dimensi ber-genre slice of life yang dihiasi dengan unsur fantasi. Film ini menceritakan Dio, anak kelas 3SD dengan disleksia yang baru saja pindah sekolah. Dio terpilih menjadi sekretaris kelas di hari pertama di tahun ajaran baru karena akibat ulah Fifi, sosok yang merepresentasikan ketakutannya. Dengan bantuan Hopy, sosok yang merepresentasikan harapan dan kebahagiaannya, Dio mencoba untuk belajar dengan metodenya sendiri dan mencoba untuk menjadi sekretaris kelas yang baik.Cerita untuk film animasi pendek ini awalnya dimulai dari keinginan saya bersama dengan teman kelompok saya

mengangkat sebuah peristiwa sosial berupa pengalaman yang dapat dirasakan dan relatable bagi kebanyakan orang. Kebetulan pada saat mulai memikirkan topik ini, saya sedang menjalani program magang di salah satu penerbit anak, dan dalam penerbit tersebut saya seringkali melihat banyak buku cerita dan aktivitas anak. Melihat buku-buku tersebut saya pun terpikirkan mengenai perasaan anak-anak yang cenderung merasa malu dan takut ketika mereka masuk kedalam lingkungan baru yang dalam hal ini adalah sekolah. Setelah dipertimbangkan, kami merasa bahwa topik ini cukup menarik dan dapat dijadikan sebagai step pertama kami dalam membuat premis cerita.
Dalam pengembangan premis ini, kami pun mulai mencari karakter beserta dengan kelemahan yang dapat menggangunya untuk mencapai goal yang dimilikinya. Kami pun kemudian menemukan topik disleksia. Disleksia ini merupakan gangguan belajar pada anak karena adanya gangguan pada bagian saraf otak yang menggangu proses pengolahan kata pada anak seperti dalam membaca, dan lain sebagainya. Kondisi ini sayangnya masih belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga anak-anak dengan disleksia seringkali dianggap sebagai anak yang malas, bodoh, dan suka melamun meskipun kondisi ini tidak mempengaruhi tingkat intelegensi anak tersebut. Pandangan ini tentu menimbulkan perlakuan diskriminatif dan menurunkan kepercayaan diri anak-anak tersebut. Melihat isu yang ada pun, kami pun memutuskan untuk memilih dan lebih memfokuskan kepada topik disleksia.

Film animasi pendek ini memiliki 5 karakter yang terdiri dari Dio yaitu seorang anak dengan disleksia kelas 3 SD yang baru saja pindah ke sekolahnya yang baru, Fifi yang merupakan perwujudan rasa ketakutan Dio yang terus menggangunya, Hopy yang merupakan perwujudan harapan Dio yang akan senantiasa turut membantu Dio dalam belajar, Bima yang merupakan salah satu teman sekelas Dio, dan Ibu Guru yang merupakan wali kelas di sekolah baru Dio yang tegas, disiplin, dan mengintimidasi. Film animasi pendek ini juga memiliki 2 tampilan environment utama yang terdiri dari tampilan kamar tidur Dio, dan suasana sekolah. Warna kamar didominasikan oleh warna kesukaan Dio yaitu biru yang dilengkapi dengan hal-hal yang berhubungan dengan hewan kegemaran karakter Dio yaitu kelinci. Sedangkan untuk sekolah warna akan didominasikan oleh warna hijau yang cukup umum digunakan sebagai warna cat tembok sekolah di Indonesia karena terlihat segar dan asri.