Sejarah Lubang Jepang adalah sebuh film animasi dokumenter yang menceritakan tentang alasan dibuatnya bangunan Lubang Jepang di Bukittinggi, Sumatra Barat pada masa Penjajahan Jepang.
Cerita ini penulis bawakan dengan visual 2D animation dengan style vektor dan disertai dengan motion graphics. Pemilihan metode ini penulis pilih dengan maksud agar video ini dapat ditonton/dilihat dari berbagai kalangan, mulai dari anak anak sampai dengan dewasa karena bersifat ramah bagi para penonton. Harapan penulis adalah informasi yang telah diberikan pada animasi dokumenter tersebut dapat menarik minat generasi muda dan orang dewasa untuk dapat mempelajari sejarah negaranya sendiri.
Setelah menentukan topik yang ingin diangkat yaitu sejarah Lubang Jepang, selanjutnya penulis melakukan riset tentang topik tersebut dan mencari referensi style yang cocok untuk pembuatan animasi tersebut. Dari hasil riset yang telah penulis dapatkan, data tersebut penulis lanjutkan ke proses – proses untuk pembuatan cerita animasi dokumenter tersebut. Pertama, penulis menggunakan Adobe Photoshop untuk pengerjaan beatboard untuk menentukan poin-poin scene pada animasi tersebut. Setelah itu penulis mengerjakan storyboard yang berfungsi untuk memberikan detail pada poin – poin penting yang telah dibuat di beatboard.

Selanjutnya masuk ke proses kedua yaitu mendesain aset. Untuk pengerjaan aset yang dibutuhkan, penulis menggunakan Adobe illustrator untuk membuat desain dengan style ector. Penulis mendesain karakter dan environment yang dibutuhkan dengan style iconic tetapi tetap menonjolkan karakter ataupun environment tersebut. Untuk pewarnaan karakter dan environment, penulis juga menggunakan referensi agar dapat mendapatkan suasana yang penulis inginkan.

Gambar 3 Environment
Setelah itu masuk ke proses ketiga, yaitu animating. Untuk pengerjaan animatingnya penulis menggunakan Adobe After Effect. File Adobe Illustrator yang telah penulis kerjakan penulis import kedalam After Effect untuk menggerakan aset tersebut. Proses animating ini dilakukan dengan menggerakkan aset tersebut sesuai timing yang diinginkan oleh penulis.

Setelah selesai merender video animasi tersebut, penulis melanjutkan ke proses empat yaitu compositing. Semua video animasi tersebut penulis gabungkan menjadi satu. Setelah itu, penulis memberikan transisi dan sound effect pada animasi tersebut. Keduanya penulis menggunakan referensi untuk sound effect agar mendukung suasana pada scene tersebut dan transisi yang simpel agar lebih menarik lagi saat pergantian scene. Pemilihan lagu pun penulis sesuaikan dengan suasana yg ingin penulis tampilkan. Setelah semua siap, penulis merender film tersebut dan mempublikasikan video animasi dokumenter tersebut.

Dari hasil yg sudah penulis paparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pengerjaan proyek ini melalui beberapa Langkah. dari pengumpulan data, mendesain, menganimasikan, dan dijadikan satu dalam video animasi dokumenter.