The Making of “One Shot”
One Shot adalah animasi pendek yang disusun oleh kelompok mahasiswa jurusan animasi yang terdiri atas Liferdy, Bernando Theonaldi, dan Eugenia Valerie. Animasi ini menceritakan tentang seorang barista dan seorang bartender yang saling berkompetisi antara satu sama lain untuk menarik perhatian seorang pelanggan si wanita cantik.
Proyek dari animasi ini belangsung selama beberapa bulan, dimulai dari riset studi desain konsep lingkungan, karakter, dan berbagai jenis minuman kopi dan cocktail yang umum disajikan, sampai ke hal-hal teknis dalam proses pembuatan animasi, seperti prinsip-prinsip animasi, penyusunan aset untuk komposisi animasi. Dalam kegiatan ini, saya fokus utamanya adalah di penyusunan animasi melalui gerakan karakter, seperti keyframe, inbetweening, konsep pergerakan dan angle kamera.
Hal yang pertama dilakukan adalah mendesain karakter karakter yang akan digunakan sebagai tokoh pemeran utama dalam animasi, diantaranya protagonis, antagonis, dan dua deuteragonis. Penulis mendesain karakter dengan desain tubuh yang sederhana agar bisa digambar secara berulang-ulang dengan mudah.
Beberapa inovasi yang dilakukan adalah penyederhanaan bentuk tubuh, menonjolkan silhouette karakter, dan menjaga konsistensi badan. Setelah itu, karakter tersebut diilustrasikan dengan berbagai pose untuk memastikan saya memahami konstruksi dasar dari anatomi karakter tersebut ketika digerakkan dan dipindahkan, sehingga tidak ada kesulitan ketika menyusun animasi untuk karakter tersebut.
Karakter akan menjadi terlihat lebih natural jika saya bisa membayangkan kehidupannya diluar dari apa yang kelihatan, seperti apa hobi mereka, apa yang mereka suka lakukan ketika bosan. Dengan adanya bayangan tersebut, saya bisa memiliki mindset mereka jika seandainya saya ada di posisi mereka, dan bisa bertindak seolah-olah saya adalah mereka.
Saya juga menyusun berbagai ilustrasi yang menunjukkan ekspresi-ekspresi masing masing karakter untuk mengeksloprasi struktur wajah dan emosi yang sesuai untuk setiap karakter. Ekspresi tersebut juga beragam, dari senang, sedih, marah, terkejut, dan kebosanan.
Dalam penyusunan Storyboard, saya membantu teman saya untuk memperkirakan dan memperhitungkan penempatan dan arahan kamera untuk menghasilkan komposisi yang baik agar penonton bisa tahu apa yang menjadi fokus utama dalam scene yang ditampilkan. Saya memakai beberapa teknik pergerakan kamera seperti panning, zooming, tilting, dan rack focus, dan dengan menggunakan komposisi yang umum digunakan seperti close-up, rule of third, dan balance.
Memasuki proses produksi, saya bertanggung jawab terhadap penyusunan animasi tersebut, terutama yang berkaitan degan gerakan dan motion subjek dan objek. Saya mempertimbangkan jangka waktu setiap scene, timing yang akan digunakan dalam scene, dan juga teknik animasi yang digunakan.
Penerapan dari 12 Principle of Animation sangatlah penting untuk menghasilkan animasi yang terlihat lebih natural dan lebih efektif dalam penyampaian kejelasan gerakan, emosi dan eskpresi yang diinginkan. Saya juga memprioritaskan beberapa prinsip sebagai dasar utama penyusunan animasi, terutama yang menurut saya lebih membangun kesan gerakan yang terlihat lebih dinamis.