“Obrolan Bunda: Bermain” adalah film animasi edukasi bertema parenting yang membahas mengenai kaitan antara kegiatan bermain anak dengan perkembangan kecerdasan emosi mereka. Orang tua zaman sekarang mudah melupakan kebutuhan anak mereka akan waktu bermain. Karenanya, film animasi ini akan menjadi reminder untuk para orang tua tersebut.

Informasi yang terdapat dalam film animasi edukasi ini diadaptasi dari buku literatur bertema serupa. Perubahan media dari literatur menjadi digital dinilai perlu dilakukan mengingat konsumsi media orang tua zaman sekarang sudah mulai beralih ke media digital yang lebih mudah diakses melalui ponsel dan sosial media mereka. Dalam proses awal pembuatan film, penulis mendatangi pakar ahli untuk dimintai approval mengenai informasi-informasi yang hendak disampaikan melalui cerita di film nantinya. Langkah ini penting untuk dilakukan agar informasi-informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Karakter-karakter dirancang berpenampilan sedekat mungkin dengan karakter yang bisa kita jumpai sehari-hari. Karakter dua ibunda yang merupakan dua karakter utama dirancang untuk menggambarkan dua tipe ibunda zaman sekarang yang kontras. Bunda Naira dibuat berhijab, berpenampilan sederhana, dengan watak bijak nan penuh prihatin ala ibunda. Sementara Mama Kenzie dirancang agar terlihat sebagai ibunda modern dan ambisius dengan rambut yang ditata sedemikian rupa menggambarkan watak yang memperhatikan penampilan. Selain itu ada pula 3 karakter balita yang akan membantu mem-visualisasikan penjelasan dan informasi-informasi yang akan diberikan oleh Bunda Naira di dalam cerita.

Selanjutnya, informasi-informasi yang ingin disampaikan disisipkan ke dalam cerita yang dibuat. Perancangan cerita ini menjadi tantangan tersendiri mengingat durasi film tidak boleh terlalu panjang agar tidak membosankan. Dialog juga harus dibuat ringkas, padat, dan tidak bertele-tele agar penyampaian pesan dapat dilakukan dengan baik. Juga scene-scene yang terdapat di dalam cerita harus dibuat sedemikian rupa sehingga setiap adegannya terdapat informasi yang dapat diambil oleh penonton.

Tahap produksi pun dimulai dengan membuat aset visual yang diperlukan menggunakan perangkat Paintool SAI dan Adobe Photoshop. Aset visual ini terbagi menjadi aset karakter, aset mulut, dan aset background. Sementara penganimasian dilakukan menggunakan perangkat Adobe After Effects yang terbagi menjadi 3 tahapan yakni animasi lipsync, animasi karakter, dan camera movement. Pembuatan animasi lipsync perlu dilakukan dengan teliti, mengingat dialog dalam film ini berperan sangat penting untuk memastikan tersampaikannya informasi pada penonton. Jadi, tidak boleh ada kejanggalan ketika karakter berbicara di dalamnya. Setelah semua adegan lengkap, kemudian editing dan rendering film akhir dilakukan dengan perangkat lunak Adobe Premier.

Demikian penjelasan mengenai proses pembuatan film animasi edukasi Obrolan Bunda: Bermain. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menginspirasi rekan-rekan lainnya yang berencana untuk membuat karya serupa.