The Making of “Mirrored”

Mirrored merupakan animasi pendek yang menceritakan monster sebagai predator pelecehan seksual yang mengalami perubahan menjadi korban pelecehannya sendiri. Asal mula pembuatan animasi ini berasal dari pengalaman saya sebagai saksi mata pelecehan seksual di lingkungan sekitar.

Berawal dari Buto Ijo, karakter utama yang sangat senang melecehkan para penyihir yang menjadi pegawai di kantornya mempunyai impian untuk mengambil sihir dari kepala departemen sihir yaitu The Lady. Sayangnya, keinginan dia gagal setelah ia menjadi salah satu korbannya bernama Sarah, saat ia hendak menyerang The Lady. Buto Ijo yang akhirnya menjadi Sarah harus berjuang menjadi penyihir magang yang ternyata juga ditargetkan sebagai mangsa oleh Monster lain yaitu Genderuwo.

Dalam proses perancangan konsep, saya memilih waktu modern digabung dengan konsep fantasi bertemakan penyihir dan monster. Korban disimbolkan sebagai penyihir yang bekerja menjadi pegawai biasa dan Predator disimbolkan sebagai monster yang mempunyai jabatan tinggi (sebagai boss).

Bentuk dasar karakter monster lebih kotak dan segitiga daripada penyihir, untuk menampilkan sifat antagonis para monster tersebut. Kemudian warna juga menjelaskan perbedaan peran penyihir dan monster. Para penyihir menggunakan pakaian berwarna cerah karena mereka menggambarkan suasana santai dan tidak serius. Sementara para monster memakai palette warna gelap yang melambangkan seram dan kejam. Perbandingan tersebut dapat dilihat antara karakter Buto Ijo dan Sarah

Kemudian, dalam perancangan environment kantor penyihir, saya menggunakan warna cerah dan konsep ruangan yang hijau dan asri. Ruang kantor penyihir sangatlah terbuka untuk menjelaskan suasana gembira walaupun saat mereka bekerja. Sebaliknya, untuk perancangan kantor Buto Ijo, saya lebih membuatnya lebih tertutup dan memakai warna hijau tua. Hijau tua juga mempunyai makna jahat sehingga pemakaian warna hijau sangatlah cocok untuk menjelaskan karakter Buto Ijo sendiri.