THE MAKING OF “GET TO KNOW THIRD WAVE COFFEE”
Kopi merupakan salah satu komoditas yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Bahkan pada tahun 2015, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Tapi, seiring berjalannya waktu, budaya minum kopi bukan lagi sekedar untuk menikmati dan mengapresiasi kopi, tapi jadi tren atau gaya hidup masyarakat modern termasuk di Indonesia. Nah, Berdasarkan fenomena itu, para pecinta kopi mulai mengagas third wave coffee untuk memberikan apresiasi lebih terhadap kopi. Third wave ini juga memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan petani, terutama dalam bidang ekonomi. Tapi, generasi muda masih belum melihat third wave sebagai bentuk apresiasi terhadap kopi dan petani kopi.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat karya animasi edukasi motion graphic untuk memperkenalkan third wave coffee. Diharapkan melalui animasi edukasi ini, generasi muda bisa lebih mengenal third wave coffee sebagai gerakan untuk mengapresiasi kopi dan petani kopi Indonesia, dan juga memberi dampak dalam meningkatkan kesejahteraan petani kopi Indonesia.
Dalam pembuatan animasi ini, penulis membuat pipeline produksi yang terdiri dari 3 tahap. Pra produksi, produksi, dan paska produksi. Pada tahap pra produksi, penulis mengumpulkan data dengan mencari teori dan referensi yang diperlukan dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi yang kemudian diaplikasian kedalam proses perancangan animasi ini.
Pada tahap wawancara, penulis melakukan wawancara seputar third wave coffee kepada 3 orang barista yang mendukung animasi edukasi penulis. Pada tahap dokumentasi, penulis mencari teori baik dari buku, artikel, atau website yang dapat mendukung proses pembuatan animasi ini. Seperti teori motion graphic, flat design, desain karakter, warna, dan lain-lain. Sedangkan pada tahap observasi, penulis mencari referesi-referensi dari gambar maupun karya terdahulu yang berkaitan dengan animasi edukasi yang akan penulis buat kemudian melakukan observasi dengan menganalisa referensi tersebut.
Berdasarkan data dan teori yang sudah dikumpulkan, penulis kemudian melakukan penyusunan script dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang bertujuan agar sesuai dengan target audience yang disasar oleh penulis, yaitu remaja keatas, kemudian dilanjutkan dengan membuat beatboard dan storyboard. Disini penulis juga melakukan rekaman voiceover sebagai patokan dalam melakukan animasi nantinya. Selain itu, penulis juga melakukan desain terhadap karakter, environment, dan asset lain yang dibutuhkan berdasarkan referensi yang dikumpulkan.
Pada tahap produksi, penulis mengubah karakter, environment, dan asset yang sudah dirancang tadi kedalam bentuk vector menggunakan software Adobe Illustrator. Untuk warna yang digunakan dalam animasi ini menggunakan skema warna split complimentary dengan warna coklat, hijau, dan biru sebagai warna utama. Penulis menggunakan warna-warna cenderung pastel, karena warna yang terlalu over saturasi dapat membuat mata audience lelah, sehingga warna pastel cocok digunakan untuk animasi dengan penyampaian informasi sebagai fokus utamanya.
Penulis banyak menggunakan referensi dari karya-karya terdahulu yang memiliki style flat design, namun, sebagai referensi utama, baik untuk asset maupun gerakan, penulis menggunakan animasi karya Yum Yum Videos dan Cuatrodia. Penulis juga menggunakan referensi dari foto-foto yang beredar di internet untuk pembuatan asset yang dibutuhkan penulis, seperti foto barista, petani kopi, kebun kopi, pohon kopi, café, dan lain sebagainya. Asset-asset ini kemudian penulis animasikan sesuai script dan voiceover menggunakan software Adobe After Effect.
Pada tahap paska produksi, penulis kemudian melakukan compositing dengan menambahkan sound effect dan melakukan retouch jika diperlukan, lalu di render.