Petualangan Pertama Bimo: Character Design Explained
“Petualangan Pertama Bimo” adalah film animasi pendek berbentuk 3 dimensi yang bercerita tentang seorang anak lelaki penyuka permen bernama Bimo yang harus bisa memperbaiki karies pada giginya disaat ia sangat takut akan dokter gigi. Tujuan dari film pendek ini untuk mengingatkan masyarakat untuk tidak lupa merawat giginya, juga untuk tidak takut kepada dokter gigi, karena dokter gigi tidak menakutkan dan dapat menyelesaikan masalah pada giginya. Gaya visual yang diangkat dalam film ini adalah gaya visual stylized.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gaya visual yang diambil penulis adalah stylized. Secara detailnya, khususnya pada karakter dari film animasi pendek “Petualangan Pertama Bimo”, secara bentuknya stylized iconic, tetapi secara proporsinya khususnya pada karakter manusianya cenderung mengikuti proporsi manusia normal. Untuk material tekstur dari karakter, penulis cenderung menggunakan material yang realistis untuk memudahkan dalam pengerjaan.
Bimo adalah karakter protagonis utama dari cerita yang penulis buat. Ia adalah seorang anak laki – laki berusia 6 tahun, lahir dan besar di Jakarta. Namanya berasal dari “Bima” atau “Bimasena”, seorang kesatria dalam kisah Mahabharata yang kuat, berani, dan berhati baik, sehingga Bimo diharapkan menjadi anak yang kuat, baik, dan berani.
Sayangnya di cerita ini, Bimo adalah anak yang takut ke dokter gigi. Tapi, setelah melewati berbagai rintangan, pada akhirnya Bimo sadar bahwa Bimo tidak perlu kabur dari dokter gigi karena Bimo sudah percaya dengan dokter gigi yang akan menyelamatkan gigi dia agar kembali sehat.
Secara umum, karakter Bimo sedari awal dibayangkan penulis sebagai karakter yang bandel, menyukai permen dan makanan manis lainnya, mudah merajuk, serta tidak cerdik. Karakter ini memiliki bentuk dasar wajah berupa lingkaran, yang menggambarkan dia lucu, terlihat bersahabat, menyenangkan, dan merupakan bentuk dasar yang umum dari anak – anak. Karakter ini juga memiliki emphasize di bagian mulut dan gigi, karena tema utama cerita ini adalah gigi.
Penulis menganggap Bimo sebagai ikon dari target audience primer penulis, di mana Bimo adalah representasi anak – anak berusia 6-10 tahun yang tinggal di kota besar, sehingga penulis tentunya juga banyak mengambil referensi dari dunia nyata, yang didapatkan melalui observasi, seperti warna yang umum disukai anak adalah warna primer, bagaimana cara mereka berpakaian, yaitu menggunakan seragam sekolah di sekolah dan kaos dan celana selutut beserta sendal karet pada saat dirumah. Penulis juga menggunakan perilaku umum mereka yang ceria, aktif, mudah penasaran, mudah terpengaruh pendapat orang lain, menyukai permen, dan takut akan suntikan sebagai referensi dalam membuat cerita dan animasinya.
Untuk warna, karakter Bimo cenderung menggunakan warna merah dan biru, tetapi dominan merah, untuk menunjukkan karakter ini sebagai karakter yang penuh semangat tetapi juga pemarah.
Ibu Bimo adalah karakter sampingan dari cerita yang penulis buat. Beliau berumur 27 tahun, dan menjadi penyebab Bimo takut akan dokter gigi, karena beliau menakut-nakut Bimo akan di bor dan disuntik dengan bor dan suntikan yang besar.
Karakter ini memiliki bentuk dasar wajah berupa bulat dan dengan bagian dagunya membentuk segitiga terbalik, dengan harapan karakternya terasa seperti karakter yang bersahabat tetapi juga cenderung agresif.
Ada dua warna yang mendominasi dalam karakter Ibu Bimo, yaitu warna merah pada dasternya saat dia di rumah, dan warna biru pada pakaian perginya saat dia di lorong ruang dokter gigi. Warna merah ini ditujukan dengan dua alasan utama, pertama karena menunjukkan warna ini adalah warna yang bisa menunjukkan perasaan sayang, tetapi juga menunjukkan perasaan marah dan agresi. Alasan keduanya adalah karena umumnya warna daster menggunakan warna warna primer yang memiliki saturasi tinggi.
Karakter Ibu Bimo merupakan ikon dari orang tua target primer, sehingga juga banyak mengambil referensi dari dunia nyata, yang didapatkan melalui observasi, seperti bagaimana pakaian yang umumnya digunakan, yaitu menggunakan pakaian longgar seperti daster, maupun menggunakan roll rambut saat dirumah, juga bagaimana perilaku umum mereka kepada anaknya, seperti sayang anak tetapi juga cenderung galak.