Taku-Takuti’ adalah sebuah film animasi pendek dengan media 3 dimensi bergenre fantasy dan tragicomedy. Bercerita tentang orangtua yang overprotektif, ‘Taku-Takuti’ bertujuan untuk menunjukkan sudut pandang orangtua yang overprotektif kepada anak, untuk menghindari terjadinya konflik yang berlebihan. Terinspirasi oleh kejadian yang dialami banyak anak remaja, saya menyusun sebuah cerita pendek tentang orangtua burung yang melarang anaknya untuk melakukan berbagai hal dengan memberi alasan yang tidak masuk akal, sehingga anak tersebut pun tidak dapat berkembang seperti anak-anak burung lainnya. Film animasi ini diisi dengan berbagai adegan yang humoris dan menarik untuk ditonton oleh anak-anak.

Ide awal dari pembuatan film animasi ‘Taku-Takuti’ bermulai dari keinginan untuk membuat film yang menghibur dengan repetisi imajinasi sang ibu burung yang timbul dari kecemasannya terhadap keselamatan anaknya. Namun selain menghibur, saya bertujuan untuk membuat film animasi pendek yang juga bermanfaat bagi penontonnya dengan meninggalkan pesan yang bernilai. Untuk film ini, saya ingin menyampaikan bahwa dalam hubungan orangtua anak, dibutuhkan usaha dari kedua pihak untuk perubahan yang lebih baik. Dari orangtua yang menjadi lebih pengertian dan memberi kepercayaan pada anaknya, serta anak yang memahami kerisauan orangtua sehingga dapat terus berusaha dengan gigih dan belajar mandiri. Selain itu, saya ingin menunjukkan bahwa sifat orangtua overprotektif itu mempunyai alasannya sendiri, dan mungkin jika anak mengerti alasan tersebut, akan lebih mudah bagi mereka untuk menerimanya.

Konsep dunia dari film ini dunia fantasi dimana burung-burung tinggal di dunia awan untuk mengerami telur-telurnya dan menjaga anaknya yang masih bayi dari bahaya pemangsa. Diatas awan ini merupakan rumah sementara yang ditinggali turun-temurun oleh orangtua yang baru mempunyai anak, hanya sampai anak mereka cukup besar dan kuat untuk terbang kebawah dan menghadapi dunia nyata untuk belajar mandiri. Untuk terbang kebawah, anak-anak burung harus mempunyai keberanian dan kepercayaan pada diri mereka, dan hal ini juga menyimbolkan proses kedewasaan yang anak-anak harus hadapi dalam persiapan untuk bisa hidup mandiri. Dunia di atas awan-awan ini mempunyai berbagai bentuk rumah burung yang ditinggali oleh orangtua dan bayi-bayi mereka.