The Making of “Bintang Semesta”
Bintang Semesta
Bintang Semesta adalah animasi film pendek tentang seorang mahasiswi bernama Bulan yang kehilangan tetangganya, Kak Altair, yang merupakan sosok penting dalam hidupnya. Bulan tinggal berdua bersama ibunya yang selalu sibuk dalam pekerjaannya, sehingga jarang memberikan Bulan perhatian dan kasih sayang yang dia butuhkan dari orang tuanya. Sementara itu, Kak Altair dan keluarganya, tetangga baru Bulan, memperkenalkan kepada Bulan bagaimana keadaan sebuah keluarga yang erat dan bahagia, juga sosok orang tua yang ia dambakan melalui Kak Altair. Namun kematian terkadang datang di waktu yang sangat tidak diduga, setelah hubungan Bulan dengan Kak Altair semakin erat layaknya keluarga, Kak Altair meninggal dunia. Semua orang yang terguncang atas kepergian Kak Altair berduka, begitu juga dengan Bulan. Bulan berduka hingga berbulan-bulan, hingga akhirnya dengan bantuan keluarga Kak Altair, ia bisa menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya; menggapai mimpinya sebagai ilustrator dan mendirikan keluarganya sendiri tanpa melupakan jasa Kak Altair dalam hidupnya.
Bintang Semesta diceritakan dalam tiga babak: masa kini, flashback atau masa lalu, dan masa depan. Masa kini memperlihatkan Bulan yang masih murung dan depresi sejak kehilangan Kak Altair, lalu diselingi flashback-flashback berisi kenangan masa indah bersama Kak Altair, dan diakhiri dengan masa depan ketika Bulan sudah tumbuh dewasa. Dalam penggambaran masa kini dan masa depan, digunakan style yang semi-realis untuk menggambarkan kejadian nyata yang sedang terjadi, dan untuk masa lalu atau flashback digunakan style berbeda yakni ilustrasi buku cerita anak-anak dengan menggunakan tekstur watercolor. Pada masa kini, terutama adegan di dalam kamar Bulan, digunakan warna-warna yang kelam untuk memberikan mood depresi dan suram, dan untuk di luar kamar Bulan warna berubah menjadi lebih cerah; layaknya pewarnaan pada masa depan. Untuk flashback, warna yang digunakan bervariasi namun mayoritas terang dan berbagai campuran.
Dikarenakan cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis, desain karakter utama Bulan berdasarkan penampilan penulis sebagai mahasiswi DKV. Kak Altair didesain dari referensi tokoh-tokoh bapak yang ramah dan penyayang. Istri Kak Altair, Vega, digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang lembut dan rendah hati. Mentari, anak dari Kak Altair dan Vega, menggunakan referensi dari anak-anak perempuan yang ceria, dan Ariel, anak Bulan di masa depan, menggunakan anak laki-laki yang manis dan pemalu.
Bintang Semesta digunakan penulis untuk menceritakan bagaimana rasa duka yang dialami dan dilalui setiap orang berbeda-beda, begitu juga durasi dan caranya melampauinya. Penulis berharap bahwa animasi “Bintang Semesta” dapat menjadi sebuah karya yang baik, inspirasi bagi yang berduka, dan menyampaikan pesan bahwa setiap orang melalui rintangan hidup dengan cara dan durasi mereka masing-masing. (Alyssia Ardhyanto)
Comments :