The Making of Carouville
Carouville merupakan sebuah film pendek dengan genre horor – dark fantasy. Ide pembuatan film ini muncul dari sebuah mimpi penulis. Film animasi ini dibuat dengan tujuan memberi tontonan baru dalam industri film horor yang marak bemunculan di bioskop tanah air. Pemilihan sebuah objek non organik yang sama sekali tidak berkesan seram menjadi daya jual utama film ini. Jika sebagian besar film horor Indonesia menampilkan sosok hantu lokal, pendekatan animasi Carouville menampilkan suasana seram dari benda-benda mati yang kemudian hidup.
Proses Produksidimulai setelah ide cerita terpilih. Penulis menentukan desain karakter, environment, mood warna serta teknik animasi yang akan digunakan dalam film. Akhirnya film Carouville menggunakan gabungan 2D dan 3D untuk menciptakan kesan surealis.
Karakter yang telah berbentuk 3D diberi bones atau biped, proses ini dinamakan rigging dan skinning agar nantinya dapat digerakan dalam proses animasi. Setelah tahap skinning selesai, dilanjutkan dengan tahap animasi. Diusahakan pose karakter, posisi kamera, timing, dan lighting disesuaikan dengan animatic yang telah dibuat sebelumnya. Shot yang telah selesai dianimasi, akan di-render. Di film ini, penulis menggunakan Mental Ray renderer dengan contour untuk mendapatkan efek 2D. Seluruh proses produksi dikerjakan menggunakan software Autodesk 3DS Max 2013.
Di dalam tahap postproduksi, scene yang telah selesai dianimasikan mulai di-render. Kemudian digabung didalam software Adobe After Effect dengan animasi 2D. Selanjutnya footage tersebut akan di-compose, diberi sound effect dan musik lewat software Adobe Premiere Pro. Terakhir video yang sudah di-compose ditambahkan subtitle sebagai penerjemah bahasa para atraksi penduduk taman bermain dan credit title.
Pesatnya produksi film horor di Indonesia tidak diikuti oleh kualitas cerita dengan tema yang beragam. Ada banyak objek yang dapat dijadikan karakter sehingga dapat memberikan tampilan baru ke sebuah film horor maupun animasi. Dalam film animasi pendek ini, penulis ingin menyampaikan bahwa sebuah film horor tidak harus diidentikkan dengan wujud hantu atau setan, alternatif objek yang familiar disekitar kita pun dapat dijadikan sebuah karakter yang tidak terduga.
Penulis,
Nathania Gracia Setiawan
Comments :