The Making Of “Macronutrient”, An Educational Animation by France Sinatra L.
Pada jaman ini lifestyle mulai berganti, banyak orang mulai memperhatikan bentuk tubuhnya dengan cara berdiet dan berolahraga. Masalah yang terjadi banyak orang yang melakukan diet tanpa pengetahuan yang memadai tentang apa yang mereka bisa kurangi dan apa yang mereka bisa tambahkan ke makanan yang mereka makan. Hal tersebut dalam jangka pendek mungkin memberikan hasil yang dapat kita lihat, akan tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah pada tubuh yang pada awalnya kita ingin pelihara. Macronutrient merupakan sebuah film animasi edukasi pendek yang dibuat untuk memberikan pembahasan tentang cara kerja zat nutrisi makro dalam tubuh manusia. Dalam film animasi edukasi ini akan memberikan penjelasan singkat tentang karbohidrat, protein, dan lemak. Apa yang terjadi jika kekurangan dan berlebihan. Film animasi edukasi ini ditujukan kepada orang-orang yang baru saja ingin melakukan diet akan tetapi tidak tahu dimana untuk memulai.
Dalam proses pembuatannya, film animasi ini dibuat dengan teknik 3d akan tetapi dirender atau divisualkan secara 2d. Penulis mencoba untuk membuat film animasi ini agar dapat se-dinamis dan seekspresif mungkin seperti layaknya film 2d lainnya. Film ini mengambil setting seperti film Pocoyo dengan setting lingkungan menggunakan hamparan luas tanpa batas. Dalam pembuatan film ini, sama sekali tidak menggunakan light atau lampu. Bayangan atau Shadow didapatkan dari pass Ambient Occlusion yang biasa disebut contact shadow. Oleh karena itu film animasi ini dapat dirender dengan sangat cepat. Pertimbangan waktu pembuatan yang sangat sempit sehingga penulis mencoba mencuri waktu dari rendering time.
Animasi 3d ini menggunakan 3 rendering pass yang digabungkan, Color pass, Ambient Occlusion pass dan Rim light pass. Color pass merupakan warna dari film ini dan pass ini tidak membutuhkan lampu sama sekali dan dalam color pass ini outline character dimasukkan kedalam pass ini. Dalam Ambient Occlusion pass digabungkan dengan menggunakan blending layer multiply untuk memberikan dimensi kedalam color pass, dan juga bayangan terbentuk dari pass ini. Sedangkan Rim Light pass juga tidak terbentuk dari pemberian lampu, akan tetapi dalam rim light ini merupakan manupulasi shaders atau material yang digabungkan dari ramp color dengan menggunakan uttilities yang memanipulasi agar shader tersebut terlihat facing to camera atau selalu mengarah kekamera yang digunakan untuk me-render, pass ini digabungkan dengan blending layer color dodge. Setelah itu diberi vignete light untuk memberi final touch.
Proses compositing dilakukan pada software nuke dengan alasan kepraktisan dari composition nodes yang bisa dipakai berulang-ulang sehingga penulis dapat mempercepat proses compositing yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama menjadi lebih praktis karena sebagian besar menggunakan nodes yang sama.
Proses animasi dalam film ini memerlukan gesture yang sangat berlebihan untuk memunculkan kesan ekspresi mereka. Dikarenakan bentuk tubuh mereka yang tidak seperti manusia maka membutuhkan perlakuan khusus dalam pembuatan animasinya.
Dalam “Macronutrient” menggunakan rendering 2d dengan character 3d memiliki beberapa keunggulan karena camera movement sangatlah mudah untuk menggerakkannya tanpa harus menggambar ulang. Akan tetapi keterbatasan penulis yang belum mampu untuk membuat character menjadi bisa dilebih-lebihkan dari gerakannya agar lebih terasa hidup.
Pembuatan film ini dari awal sampai akhir sangatlah berkesan karena penulis dapat bereksperimen dengan banyak hal hingga akhirnya menjadi sebuah film. Demikian tahapan-tahapan yang sudah dilalui dalam pembuatan film animasi edukasi “Macronutrient” semoga dapat menginspirasi banyak orang! 🙂 .
France Sinatra 2014.
Comments :