The Making of 2D Short Animation “Room 203”

RO1

Room 203 adalah film animasi pendek 2D yang menceritakan tentang kejadian di sebuah ruangan bernomor 203 di sebuah rumah susun. Cerita dari film animasi ini berdasarkan konflik internal sejarah Cina yang terjadi pada tahun 203. Cerita sejarah tersebut diceritakan secara metafora dimana rumah susun tersebut diibarat sebagai sebuah dataran Cina, Kamar 203 menjadi ibukota Negara pada masa itu, dan penghuninya sebagai pejabat-pejabat pemerintahan kala itu yang saling berebut kekuasaan di ibukota.

Dalam animasi ini diceritakan tokoh seorang anak pemilik rumah susun yang ditinggal mati orang tuanya. Setelah kematian orang tuanya, si Anak tinggal sendirian di Kamar 203 yang merupakan kamar utama dan paling mewah di rumah itu. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh si Serakah yang juga penghuni rumah itu untuk menduduki Kamar 203.

Setelah si Serakah berhasil mengusir si Anak dari Kamar 203, si Anak segera meminta tolong temannya, si Otot yang juga salah satu penghuni di sana. Si Otot dan si Anak kemudian menuju ke Kamar 203 yang sekarang dihuni oleh si Serakah. Terjadi adu mulut antara si Serakah dan si Otot yang diakhiri dengan bantingan keras di pintu dan si Serakah kembali memasuki Kamar 203.

Tidak lama kemudian ketika si Serakah tengah bersantai di Kamar 203, si Otot menghampirinya dari belakang dan melempar si Serakah keluar jendela. Si Anak melompat senang ketika kembali menghuni Kamar 203 dan berterimakasih kepada si Otot, sebelum akhirnya si Anak dilemparkan juga keluar jendela olehnya. Film diakhiri dengan adegan si Otot memasuki Kamar 203 dan duduk bersantai disana.

RO2

Konsep visual dari film ini adalah dengan penggabungan antara karakter siluet dari perwayangan dengan ukiran-ukiran, khususnya ukiran Jepara sehingga dihasilkan desain visual karakter yang kurus leher, kepala, tangan, dan pinggang dengan tubuh yang berlubang-lubang dan beralur menyerupai ukiran.

Ada 3 karakter utama disini ditambah 1 karakter yang digunakan repetitif sebagai karakter tambahan. Karakter si Anak merupakan tokoh yang lemah dan cengeng. Si Serakah digambarkan sebagai karakter yang licik pada umumnya dan haus kekuasaan. Dan Karakter si Otot yang digambarkan sebagai karakter yang kuat dan memiliki tenaga.

RO3

Mengikuti konsep visual karakter, konsep visual environment juga berupa ukiran-ukiran dengan perubahan warna background disesuaikan dengan kondisi dan suasana yang terjadi pada adegan-adegan tersebut. Warna antara karakter dengan background dikomposisikan sedemikian rupa sehingga antara 2 warna siluet yang hitam tidak saling berbenturan.

Setelah membuat semua asset karakter maupun environment yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menganimasikan karakter dengan menggunakan teknik bone animation, sehingga pergerakan karakter dapat menyerupai pergerakan karakter wayang pada umumnya. Tahap animasi merupakan tahapan yang paling memakan waktu dan harus dilakukan dengan sabar. Tahap terakhir setelah semua adegan dianimasikan, adalah penambahan lighting  dan editing beserta pemasukan suara efek dan musik.

Berikut beberapa potongan adegan scene yang terjadi di film room 203 yang sudah melalui proses akhir pembuatan:

RO4

Demikian sekilas proses pembuatan film animasi pendek 2D “Room 203”. Semoga artikel singkat  yang saya tulis ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi ke depannya bagi anda semua. Sekian salam dan terima kasih.