SEMUT WARS, Animasi Perang Segala Usia
Tema perang dan kepahlawanan seringkali menjadi tema utama dalam film atau serial jenis laga atau aksi. Sementara itu animasi bergaya kartun dapat dinikmati segala usia, dan bentuk-bentuk yang realis dapat diterima oleh semua kalangan. Ketiga hal inilah yang menjadi definisi utama dari film seri animasi karya putra-putri bangsa alumni DKV Binus University yang berjudul Semut Wars.
History
Pada awalnya hanyalah main-main, hanya projek tidak serius yang dimulai pada tahun 2002 untuk bersenang-senang. Ide awal Semut Wars hanyalah berkisar antara dua ekor semut tak bernama yang hidup dengan satu tujuan, bersenang-senang sambil bertahan hidup dari serangan musuh, yaitu tengkorak manusia. Inilah Semut Wars generasi pertama, yaitu saat Semut Wars hanya terkonsep sebagai sebuah parodi untuk lucu-lucuan saja dan tidak memiliki cerita yang berarti. Nama Semut Wars itu sendiri adalah plesetan dari Star Wars. Dapat dilihat dari gambar hasil render 3D bahwa sang semut sedang menggenggam senjata khas Star Wars yang dikenal dengan istilah Lightsaber.
Dalam hal gaya visual, Semut Wars generasi pertama menggunakan gaya karakter iconic dengan lingkungan yang realistik. Desain karakternya belum menggunakan sistem anatomi manusia. Dengan kata lain, saat itu karakter semut masih berkaki enam dan tidak memiliki mulut, jari kaki, ataupun tangan. Sementara itu, antagonis dari Semut Wars, yaitu tengkorak manusia, masih menggunakan gaya realistik, jari kaki ataupun tangan.
Konsep Semut Wars sempat diajukan dan terpilih pada saat creator dari Semut Wars, Johanes Baptista Permadi menempuh Tugas Akhir di tahun 2006. Dengan arahan dosen pembimbing tugas akhir, konsep Semut Wars dirombak ulang sehingga bobot cerita dari konsep Semut Wars generasi pertama berubah secara menyeluruh. Unsur parodi menjadi sangat berkurang, moralitas cerita menjadi lebih kuat, dan cerita menjadi lebih serius. Pada saat ini juga benda-benda di lingkungan dunia semut menjadi lebih sederhana. Misalnya desain kendaraan Semut Wars generasi kedua, truk tentara terbuat dari karton yang ditutupi oleh bungkus permen dan menggunakan ban yang terbuat dari potongan sandal jepit. Tidak seperti semut wars generasi pertama, di mana kendaraan ditampilkan sebagaimana adanya. Semut Wars generasi kedua pun memiliki nama lain yaitu Perang Semut.
Pada tahun 2009, konsep Semut Wars berubah sekali lagi. Dengan menggabungkan konsep dari kedua generasi, lahirlah Semut Wars generasi ketiga. Generasi inilah yang akan menjadi konsep tetap dari franchise Semut Wars selanjutnya. Dengan menambahkan detail dari karakter dan lingkungan, mengganti render engine yang digunakan, dan menggunakan sinematografi yang lebih baik, Semut Wars generasi ketiga diarahkan untuk menjadi sebuah produk animasi serial komersial yang dapat ditayangkan di stasiun televisi lokal, dan tidak tertutup kemungkinan serial TV Semut Wars ini akan merambat ke dunia Internasional. Pada saat artikel ini ditulis, produksi Semut Wars sudah mencapai episode keempat.
Episode pertama dari Semut Wars generasi ketiga merupakan remake dari Semut Wars generasi kedua dan memiliki cerita tambahan. Berikut ini adalah perbandingan shot dari kedua generasi.
Concept
“Karena kekurangan bahan makanan, koloni yang besar dan kuat menjajah koloni yang lebih lemah. Sementara itu, koloni yang lebih lemah tidak tinggal diam membiarkan daerahnya direbut oleh koloni yang kuat.” Itulah yang menjadi ide dasar dari SSemut Wars. Ide yang sederhana, siapa yang menjadi pihak protagonis dan antagonis sangat jelas. Namun, apa jadinya sebuah cerita tanpa karakter utama? Maka dipilihlah seekor semut sebagai karakter utama dari Semut Wars yang bernama Cimot.
Cimot, karakter utama Semut Wars,
Cimot bercita-cita menjadi pahlawan perang. Sejak kecil, ia suka main perang-perangan. Rumahnya dihiasi mainan-mainan yang berbau militer dan dengan bangganya, ia memamerkan keberanian, kehebatan, dan kepercayaan dirinya yang besar. Namun, pada saat terjun ke medan perang, ia meringkuk ketakutan di balik perlindungan. Timbullah konflik batin dari sang karakter utama, ia harus memilih ingin menjadi pahlawan dengan menghadapi rasa takut sekaligus risiko kehilangan nyawa ataukah mundur dan kehilangan kesempatan untuk meraih cita-citanya. Inilah yang akan menjadi kunci utama dari cerita Semut Wars.
Designing the Character
Berikut akan diulas konsep singkat dari dua karakter Semut Wars.
Letnan Kohen
Cimot, sang protagonis Semut Wars tidaklah sendirian dalam mengejar cita-citanya. Pada saat masuk kemiliteran, Cimot akan menjadi seorang prajurit dengan pangkat terendah. Oleh karena itu, diperlukan seorang karakter yang sudah berpengalaman dan bisa membimbing Cimot untuk bisa tetap hidup dalam medan pertempuran, yaitu Letnan Kohen.
Letnan Kohen memiliki karakter yang tegas, keras, berwibawa, dan tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan. Sifat ini memang mencerminkan seorang veteran tentara karena ragu-ragu dalam mengambil keputusan dalam peperangan bisa berakibat fatal. Dari visualnya sendiri, Letnan kohen memiliki bekas luka di wajah sebagai simbol dari pengalamannya.
Desain perlengkapan tentara dari semut koloni Wafer, yaitu koloni sang protagonis, mengadopsi perlengkapan dari tentara Amerika Serikat pada zaman perang dunia kedua. Senjata yang digunakan oleh Letnan Kohen dan sesama tentara koloni Wafer dimodel berdasarkan model senjata sungguhan. Pada saat melihat bentuk senjata di trailer yang sudah beredar, banyak yang merespon “Kenapa tidak dibuat senjatanya mainan? Kenapa terlihat realistik sekali? Apa tidak terlalu seram?” Namun, senjata yang dimodel berdasarkan model sungguhan ini memiliki satu fungsi desain yang sangat penting, yaitu menegaskan bahwa Semut Wars bercerita tentang perang dan kepahlawanan, bukan perang-perangan dan pahlawan-pahlawanan. Oleh karena itu senjata di Semut Wars bukan senjata mainan.
Jendral Karel
Pada dunia Semut Wars, terdapat tiga tokoh antagonis utama, salah satunya adalah Jendral Karel. Ia berasal dari pihak koloni Nasi, yaitu koloni semut yang besar dan kuat. Mereka menindas koloni-koloni lainnya demi kekayaan bahan makanan mereka. Jendral karel digambarkan sebagai seekor semut yang jahat, berdarah dingin, tetapi tidak terlalu pintar. Jendral-jendral dari koloni Nasi, termasuk Jendral Karel, mengenakan seragam yang jauh terlihat lebih mewah dibandingkan jendral dari koloni Wafer. Ini untuk mendukung konsep bahwa kemiliteran koloni Nasi lebih memiliki budget dibandingkan kemiliteran koloni Wafer. Selain itu, hal ini juga menunjukkan kesenjangan sosial antara kedua koloni. Seragam dari Jendral Karel mengadopsi desain seragam personil militer Jerman pada saat perang dunia kedua. Pakaian berwarna hitam dengan model jas panjang dan dihiasi dengan atribut-atribut militer, seperti medali, pangkat,
dan emblem.
Modeling the Character
Semua benda dalam dunia 3D harus dibentuk dengan proses modeling. Proses modeling dalam Semut Wars tergolong konvensional, yaitu dengan menggunakan teknik poly modeling. Jumlah polygon satu karakter semut berkisar antara 30 – 60 ribu polygon, dengan menggunakan 2x subdivision pada saat render, jumlah polygon setiap semut bisa mencapai 650 ribu – 1,2 juta polygon.
Tidak semua model bisa dibuat dengan detail. Treatment produksi untuk serial TV berbeda dengan film layar lebar. Untuk serial TV yang dibuat sampai banyak episode, tentunya setiap model baru akan muncul di episode yang berbeda. Sementara itu, batas waktu untuk modeling tidaklah lama sehingga tidak memungkinkan untuk membuat model dengan sangat detail. Karena itu, diperlukan strategi dalam memodel objek, salah satunya dengan memodifikasi objek yang sudah ada sehingga tidak perlu membuat semuanya dari awal.
Designing the Environment
Environment mungkin terdengar sederhana, hanya membuat tanah, gunung, pohon, langit, batu-batuan, tanaman-tanaman, lalu selesai. Namun, pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Perlu diperhitungkan juga jenis-jenis tanaman yang masuk akal yang tumbuh pada environment tersebut. Misalnya, pada environment rerumputan, tidak mungkin ada kaktus atau pada environment gurun, warna bebatuan berbeda dari bebatuan pada daerah tropis.
Semua desain berawal dari konsep dan gambar konsep merupakan hal yang penting sebelum melakukan modeling untuk lingkungan yang digunakan dalam animasi. Tujuan dilakukannya hal ini tidak lain adalah untuk menyamakan visi terhadap sebuah environment. Misalnya, seorang modeler diminta untuk membuat sebuah environment markas tentara. Definisi markas tentara sendiri sangatlah umum, yang dapat dipastikan ada bangunan pusat komando dan barak. Namun, selain itu adakah bangunan-bangunan lain? Apabila ada, bangunan apa? Bentuknya seperti apa? Warnanya apa? Letaknya di mana? Menghadap ke mana? Besarnya seberapa? Banyak elemen-elemen penting yang jika dijelaskan dengan kata-kata akan sangat memakan waktu. Oleh karena itu, dibuatlah gambar konsep untuk membantu membuat environment yang tepat dan sesuai dengan visi yang dimiliki oleh Director.
Tautan Video:
http://www.youtube.com/watch?v=ZJ7v7F1Sh1c
Semut Wars Spec Ops, Hellofest 8 Finalis
http://www.youtube.com/watch?v=CHEu8jRKqLk
Semut Wars II Trailer, Promotional purpose
http://www.youtube.com/watch?v=mDs4xK_gVxM
Semut Wars Episode 1 Trailer
http://www.youtube.com/watch?v=OqvOpdaUd0o
Semut Wars Episode 2 Trailer
http://www.youtube.com/watch?v=bbfhV90RYOA
Semut Wars Episode 3 Trailer
Comments :