mnmn

Pada masa di mana teknologi berkembang dengan pesat seperti saat ini, manusia menjalankan kegiatannya dengan cara yang sangat berbeda dengan para pendahulunya. Banyak hal-hal yang sepertinya akan selalu berjalan dengan cara yang sama, berubah, termasuk cara manusia melakukan proses jual beli. Pada mulanya, sistem barter dilakukan, lalu sistem tersebut berkembang sejalan dengan munculnya uang. Di zaman  internet seperti saat ini, muncul cara baru untuk berbelanja, yakni melalui sistem online.

Sistem ini menawarkan banyak keunggulan, seperti proses belanja yang lebih cepat dan mudah, jumlah pilihan barang yang sangat beragam, dan harga yang lebih murah dibanding harga pasar. Namun, menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, jumlah pengguna internet Indonesia yang pernah memanfaatkan sistem ini masih minim, hanya 27% saja. Beragam alasan diberikan, seperti kekhawatiran akan sistem yang rumit, kualitas barang belanjaan yang tidak sesuai harapan, sampai ke penipuan.

Melihat hal itu, penulis ingin memberikan informasi mengenai keunggulan dan juga kelemahan dari sistem belanja online beserta tips-tips bagi penonton yang sama sekali belum pernah mencoba sistem ini. Kiranya melalui edukasi ini, penonton tidak akan merasa asing lagi dengan dunia belanja online  dan dapat memilih metode mana yang lebih cocok bagi mereka.

 

 

Tahap awal pembuatan film ini dimulai dengan pembuatan narasi. Hal ini dilakukan setelah penulis mengumpulkan informasi dari berbagai macam sumber, baik secara literatur maupun wawancara langsung ke tokoh yang sudah berpengalaman di bidang ini. Informasi tersebut kemudian dirangkum menjadi sebuah narasi yang penulis anggap sudah mampu menceritakan ide besar dari informasi yang telah dikumpulkan. Pada awal pembuatan narasi, penulis mencantumkan semua informasi yang ada, lalu menghilangkan informasi yang dianggap tidak terlalu penting atau informasi yang terdengar repetitif. Setelah narasi selesai dibuat, penulis memotong tiap bagian narasi ke dalam nomor-nomor agar bisa disesuaikan dengan baik di tahap pembuatan storyboard.

nnhn

Di tahap pembuatan storyboard, penulis membuat gambaran singkat mengenai perkiraan visual, komposisi, dan gerakan yang akan digunakan dalam hasil akhir.di tahap ini penulis juga membuat beberapa alternatif komposisi dan gerakan, lalu melakukan seleksi akhir dan melanjutkannya ke tahap pembuatan stilomatic, yakni tahap menggerakkan sketsa kasar dari storyboard yang ada. Setelah semua komposisi dan gerakan sudah dianggap pas, penulis melanjutkan pembuatan animasi ini ke tahap produksi aset visual final dengan menggunakan Adobe Illustrator.

mmm

 

Penulis menggunakan banyak referensi aset objek dari animasi flat design yang beredar di internet seperti Youtube. Sementara aset karakter dirancang sendiri oleh penulis dengan menerapkan teori-teori yang sudah dikumpulkan sebelumnya, seperti teori warna dan teori bentuk. Selain teori, penulis juga mengambil beberapa referensi dari karakter yang sudah ada, seperti karakter dari film animasi edukasi lain berjudul Telkom M2M dan Banking Explained. Aset final inilah yang akan digerakkan penulis menjadi sebuah animasi menggunakan software Adobe After Effect.

bfbdf

Demikianlah proses pembuatan animasi edukasi ini yang dapat penulis jabarkan. Penulis berharap ke depannya akan ada lebih banyak animasi edukasi lagi, mengingat saat ini sudah banyak sekali media penyebaran video yang bisa kita manfaatkan. Selain itu, kecenderungan audience yang lebih suka menyerap informasi melalui sebuah tontonan dibandingkan melalui bacaan juga menjadi faktor yang bisa mendorong para kreator video animasi edukasi untuk lebih semangat dalam berkarya. Animasi edukasi “Brick or Click” dapat disaksikan di: http://bit.ly/2aSxpGg

Penulis,

David Brendi