Distributed Rendering

Oleh : Melki Sadekh Mansuan

Rendering merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam mengolah gambar tiga dimensi (3D), karena gambar dua dimensi (2D) yang dihasilkan dapat mendekati nyata dan menyerupai aslinya (photorealistic image synthesis) (Gonzalez-Morcillo, Weiss, & Jimenez, 2007). Dalam mata kuliah komputer grafis pada ilmu komputer, rendering adalah proses untuk menghasilkan gambar 2D berdasarkan data 3D yang telah di masukan melalui perangkat lunak pemodelan 3D pada komputer. Data 3D ini berupa arsip adegan (scene file) yang terdiri dari model geometris, material, tekstur, karakteristik dan penjejakan cahaya (C. Glez-Morcillo, Vallejo, Albusac, Jimenez, & Castro-Schez, 2011). Meningkatkan waktu dan efisiensi proses rendering perlu dilakukan, karena rendering merupakan proses yang membutuhkan sumber daya komputasi yang besar (compute-intensive) dan waktu (time-consuming) yang lama dalam menciptakan sebuah gambar 2D (Sheharyar & Bouhali, 2014). Sebagai contoh pada film Avatar karya James Cameron, sebuah frame membutuhkan waktu rata-rata 40 jam proses rendering untuk menghasilkan gambar 2D. Dimana film ini berdurasi sekitar 2 jam dengan frame yang di-render lebih dari 216.000 frame dan harus di-render dua kali untuk membentuk gambar stereoscopy. Secara keseluruhan, diperkirakan membutuhkan 2 ribu tahun jika dilakukan menggunakan satu komputer (Carlos Glez-Morcillo & Vallejo, 2013).

Untuk mengurangi waktu rendering tersebut, setiap frame dapat diparalelkan atau didistribusikan ke sekelompok komputer pada jaringan. Jenis pengaturan pemerosesan paralel ini yang disebut dengan Distributed Rendering (DR). Proses DR menjamin waktu rendering dapat berkurang secara signifikan tetapi juga tergantung pada strategi pembagian tugas rendering, sehingga seluruh proses rendering tidak tertunda karena banyaknya tugas-tugas rendering yang rumit. Mengacu pada pembagian frame 3D atau animasi 3D yang akan di-render, strategi pembagian tugas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Fine-Grained dan Coarse-Grained (Carlos Glez-Morcillo & Vallejo, 2013). Fine-Grained merupakan jenis dekomposisi paralel, dimana processor-processor dari beberapa komputer terhubung secara paralel untuk melakukan proses rendering pada satu frame saja. Sedangkan Coarse-Grained yang juga merupakan jenis dekomposisi paralel melakukan proses rendering frame animasi secara berturutan pada processor komputer secara terpisah. Sehingga setiap CPU akan melakukan komputasi pada seluruh frame animasi dengan parameter konfigurasi yang sama pada setiap render engine.

DAFTAR PUSTAKA

Glez-Morcillo, C., & Vallejo, D. (2013). Using Expert Knowledge for Distributed Rendering Optimization. In Communications in Computer and Information Science (Vol. 274, pp. 3–16). http://doi.org/10.1007/978-3-642-32350-8_1

Glez-Morcillo, C., Vallejo, D., Albusac, J., Jimenez, L., & Castro-Schez, J. J. (2011). A New Approach to Grid Computing for Distributed Rendering. In 2011 International Conference on P2P, Parallel, Grid, Cloud and Internet Computing (pp. 9–16). IEEE. http://doi.org/10.1109/3PGCIC.2011.12

Gonzalez-Morcillo, C., Weiss, G., & Jimenez, L. (2007). A multi-agent approach to distributed rendering optimization. Proceedings Of The, 1775–1780. Retrieved from http://www.aaai.org/Papers/AAAI/2007/AAAI07-285.pdf

Sheharyar, A., & Bouhali, O. (2014). A Framework for Creating a Distributed Rendering Environment on the Compute Clusters, 4(6), 117–123. Retrieved from http://arxiv.org/abs/1401.0608