BEHIND THE SCENE OF MEMENTO VIVERE

memento

Memento Vivere adalah sebuah film animasi pendek yang bercerita tentang perjalanan mimpi penuh fantasi seorang kakek tua yang bernama Gunther, menjelang kematiannya. Tiba-tiba Gunther mendapati dirinya terbangun pada sebuah dunia yang menjadi jembatan antara kehidupan dan kematian. Gunther, yang tidak ingin mati secepat ini, berusaha sekuat tenaganya untuk mencari pintu keluar karena masih banyak urusan duniawi menyangkut anak-anaknya yang belum Gunther selesaikan. Namun sebesar apapun usahanya, ia tidak akan pernah bisa pergi dari tempat itu, kecuali dengan mengikhlaskan kematiannya sendiri.

meme

Cerita Memento Vivere terinspirasi dari kisah pengalaman pribadi, ketika Ayah saya dengan berat hati meminta saya agar mengikhlaskan kematiannya. Saya tahu pengorbanan dan betapa berat baginya untuk dapat mengatakan hal tersebut, sehingga saya mencoba melihat dari sudut pandang beliau dan mencoba menuangkannya ke dalam sebuah film.

Visualisasi dari karakter Gunther sendiri secara garis besar mencerminkan potret Ayah saya sendiri. Seorang pria yang dulunya tegap, menjadi sedikit membungkuk karena usianya. Garis wajah tegas dengan tatapan penuh intimidasi juga merupakan miliknya, walaupun banyak elemen-elemen lain yang ditambahkan agar visual karakter menjadi lebih kuat lagi seperti model rambut setengah botak dan dahi yang melebar. Pemberian gaya baju formal dengan jas, dasi serta tongkat berjalan juga perlu ditambahkan untuk memperkuat sifat koleris dan dominan dari karakter Gunther yang akan diangkat. Sifat-sifat ini diyakini dapat menambah efek dramatis dari dialog yang saling dilontarkan antara kakek tua dan Sang Kematian yang dihadapinya.

meme2

Untuk cerita dibalik pembuatan karakter Sang Kematian, saya sering mengamati Ayah saya suka melamun dan berbicara kepada dirinya sendiri. Disinilah saya mulai mengenal karakter dari Alter ego beliau yang selalu mengingatkan bahwa dirinya sedang sekarat. Alter ego ini muncul karena adanya ketakutan dari kematian, sehingga dapat dikatakan bahwa alter ego adalah Sang Kematian atau Grim Reaper itu sendiri. Mereka muncul di dalam suasana duka dan menggerogoti mental dari orang-orang yang akan dicabut nyawanya.

Analogi pemikiran saya ini juga menginspirasi dalam penentuan warna karakter. Saya memberikan rangkaian warna biru bercampur putih pada Gunther dan rangkaian biru bercampur hitam pada karakter Sang Kematian seperti Yin dan Yang dimana dalam film ini berarti Ayah saya dan karakter Alter egonya.

Kemiripan kupu-kupu dengan visual Sang Kematian dikaitkan dengan Macaria, yaitu dewi pencabut nyawa Yunani yang mencabut nyawa dengan kehati-hatiannya sehingga tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun. Kupu-kupu juga merupakan penggambaran arwah reinkarnasi pada budaya Yunani dan Chinese.

meme3

Banyak cerita menarik yang dapat diangkat ke dalam sebuah film apabila kita mau memperhatikan setiap momen berharga dalam kehidupan kita secara lebih jeli dan teliti, bahkan seperti momen yang paling tidak ingin kita ingat yaitu momen kematian orang yang dicintai. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk menginspirasi dalam pembuatan cerita.

Penulis,
Arin Ardani