Character Design of “Sorstiary : One Wizard Unite All”, an Animation Series by Andromeda Colin

sor1

“Sorstiary : One Wizard Unite All” merupakan sebuah proyek serial animasi yang dirancang oleh Andromeda Colin sebagai syarat untuk kelulusan. Serial animasi ini mengangkat tema perebutan gelar penyihir terkuat—Sorstiary. Dimana perbedaan pandangan dalam hal konsep sihir menjadi permasalahan utama yang dibahas dalam serial animasi ini. Penyihir menjadi semakin kuat bila konsep sihirnya diakui dan dianggap benar oleh semakin banyak orang. Untuk mencapai tahap ini, penyihir mau tak mau bekerja sama dengan para penguasa. Mereka harus membantu para penguasa menakhlukkan kerajaan lain. Dengan demikian, secara otomatis jika mereka menang, konsep sihir mereka dianggap benar.

Kisah dimulai ketika Necromancer yang merupakan tokoh utama cerita ini mendapat kunjungan dari King—penguasa di daerahnya tinggal. Tujuan kedatangan King tak lain dan tak bukan adalah untuk mengajukan proposal kerjasama. Necromancer yang mencintai kedamaian dan telah mengundurkan diri dari peperangan dari sejak lama pun menolak proposal King. King yang otoriter tidak bisa menerima penolakkan dari Necromancer. Hal inilah yang kemudian menimbulkan masalah bagi Necromancer sehingga mau tak mau dia pun terlibat ke dalam peperangan. Seiring bergulirnya cerita, motif dan latar belakang tiap karakter menjadi jelas termasuk juga alasan kenapa Necromancer menolak berbaur dengan dunia luar serta rahasia yang disimpannya.

Serial animasi ini mengambil gaya penceritaan dark fairy tale. Ini yang membuat penulis tidak membeberkan nama asli setiap karakter melainkan memberikan julukkan kepada setiap karakter berdasarkan profesi mereka. Yang menjadi fokus penulis dalam perancangan serial animasi ini adalah cerita dan desain karakter terutama dalam hal desain kostum.

Necromancer

Necromancer merupakan tokoh utama dalam cerita ini. Dalam perancangannya, penulis terlebih dahulu menentukan perwatakkan dan latar belakang kehidupan karakter. Sebagai tokoh utama, penulis menginginkan Necromancer untuk menjadi karakter anti-hero. Sehingga, dasar perancangannya pun berasal dari konsep filosofi nihilisme (sebuah pandangan yang menganggap bahwa kehidupan manusia tidak memiliki tujuan dan makna sama sekali). Necromancer adalah karakter yang tertutup, apatis, pesimis dan mencintai kedamaian. Ekspresi wajahnya cenderung datar dan sendu. Ini untuk menekankan sifat apatis dan pesimistiknya. Pakaiannya didominasi oleh kain-kain yang lembut dan panjang untuk menekankan kesan penyihir. Pakaiannya cenderung tertutup dan berlapis untuk menggambarkan sikap karakter ini yang tertutup dan kompleks.Tone warna untuk Necromancer adalah warna tanah dimana warna coklat paling mendominasi pakaiannya. Warna coklat ini dipilih karena asosiasinya kepada bumi ataupun tanah (mayat dikubur di tanah).

Alasan lain pemilihan warna coklat sebagai warna utama adalah untuk menimbulkan kesan modest dari karakter ini karena berdasarkan psikologinya, warna coklat mampu menarik kesan tersebut. Namun, karena Necromancer adalah karakter yang pasif dan suram, penulis menambahkan warna abu-abu dipakaiannya. Warna biru dimasukkan untuk menambah warna pada desain karakter ini agar keseluruhan desain tidak terkesan mati. Alasan lain penambahan warna biru adalah asosiasi Necromancer dengan kematian yang cenderung dingin. Untuk menarik kesan feminin dari karakter ini, penulis menambahkan warna merah muda di pakaiannya. Motif di pakaiannya dan hiasan lainnya terinspirasi dari mawar hitam yang bermakna kematian. Namun, untuk mendapatkan keseimbangan warna yang lebih baik, mawar-mawar tersebut tidak diwarnai dengan warna hitam.

sor2

Poet

Ide karakter Poet berasal dari karakter peniup seruling dalam cerita dongeng “The Pied Piper of Hameln”. Karakter Poet diciptakan untuk mengimbangi karakter Necromancer yang suram dan pesimis. Bertolak belakang dengan Necromancer, Poet adalah karakter yang cerah, hangat dan memandang segala hal dari sisi positif. Akan tetapi, bertolak belakang dengan Necromancer yang mungkin terlihat tidak bersahabat namun sebenarnya tidak pernah memiliki niat yang buruk, Poet tidak demikian. Poet adalah karakter yang penuh intrik. Dia memiliki agenda tersendiri dan awalnya hanya memanfaatkan Necromancer dan Clockmaker untuk tujuan pribadinya. Karakter penyair dipilih karena stereotype penyair yang umumnya digambarkan sebagai karakter bebas dan cenderung berpihak pada karakter utama. Stereotype ini dimanfaatkan penulis untuk menutupi twist cerita yang akan dibawakan karakter Poet.

Karena Poet adalah seorang entertainer, pakaian yang dikenakannya lebih meriah daripada karakter lainnya. Warna biru dipilih untuk menunjukkan sifat Poet yang  tenang dan misterius sementara warna kuning dipilih untuk menunjukkan kesan meriah. Penulis menambahkan poni dan topi yang menutupi sebelah mata Poet untuk memperkuat kesan misterius karakter ini. Motif pakaian Poet adalah bulan kembar, ini berkaitan dengan background karakter dan sifat misteriusnya.

sor3

Clockmaker

Karakter Clockmaker murni tercipta dari obsesi penulis terhadap waktu. Obsesi ini dilebih-lebihkan oleh penulis sehingga karakter Clockmaker yang amat ketat pada waktu pun terlahir. Kata kunci untuk perancangan karakter Clockmaker adalah “Netral”. Clockmaker hadir untuk mengimbangi baik Necromancer yang suram dan Poet yang cerah. Serta untuk mengimbangi kedua karakter tersebut yang cenderung bertindak berdasarkan intuisi belaka. Dalam bertindak dan mengambil keputusan, Clockmaker menggunakan pemikiran logis dan fakta yang dia rasakan dengan kelima indranya.

Clockmaker adalah karakter workaholic yang tidak memiliki rasa humor sama sekali. Dia jenius. Clockmaker selalu menghabiskan waktu di ruang kerjanya untuk membuat jam. Clockmaker merupakan seorang melankolis-koleris yang mengerjakan segala hal dengan terstruktur. Karenanya, ekspresi wajahnya adalah serius dan agak marah. Pakaiannya sederhana karena dia orang rumahan dan skema warnanya adalah akromatis karena dia tidak memiliki rasa humor sama sekali. Untuk memperkuat kesan sederhana dan rumahannya, warna pakaian untuknya adalah coklat. Kacamata diberikan kepada karakter ini untuk menambahkan kesan intelek. Simbol untuk Clockmaker adalah jarum jam.

sor4

King

King adalah seorang raja muda yang ambisius, otoriter dan keras. King terlihat agak angkuh dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Namun, diam-diam dia menderita inferior complex. Penulis sengaja menambahkan hal ini untuk memberikan keunikkan tersendiri pada karakter King sekaligus sebagai salah satu jalan untuk membuat cerita menjadi lebih kompleks. King memiliki ambisi untuk menakhlukkan kerajaan-kerajaan lain dan menjadi penguasa tunggal atas seluruh isi dunia tersebut semata-mata demi “pengakuan”.

King bukanlah tipikal raja yang hanya duduk di singgasana dan memerintah prajuritnya untuk menumpas musuh dengan kekuatan brutal. Dalam penakhlukkannya, King mengandalkan intelegensinya dan kekuatan prajuritnya. Sehingga, biasanya King akan turun ke medan perang dan memimpin langsung prajuritnya. King didesain menggunakan semi-armor. Jirah yang dipakainya sederhana karena King bukan karakter yang suka memamerkan sesuatu. Namun karena status rajanya, pakaiannya pun harus terlihat mewah dan “grand”.Kesan tersebut dicapai dengan membuat lengan bajunya berukuran besar dan dengan memadukan warna merah maroon serta kuning keemasan.

sor5

Dollmaker

Dollmaker adalah salah satu antagonis dalam serial ini. Dia bekerja dibawah Butterfly Witch yang merupakan salah satu antagonis utama. Dollmaker merupakan seorang penyihir yang mendedikasikan dirinya pada boneka. Berkali-kali dikhianati di masa mudanya membuatnya tidak mempercayai siapapun dan membenci semua hal di muka bumi ini kecuali boneka-boneka, yang dianggapnya sebagai satu-satunya hal yang tidak akan pernah mengkhianatinya. Dollmaker didesain sebagai karakter imut dengan proporsi badan menyerupai boneka. Tujuannya untuk memberikan kontras antar karakter sekaligus membuat sisi “psikopat” Dollmaker terlihat lebih mengerikan.

Wajah Dollmaker bundar dan memiliki mata yang berukuran sedikit lebih besar daripada karakter lainnya untuk menambah kesan imut. Kostum Dollmaker pun dirancang dengan tujuan memperkuat kesan tersebut. Bentuk bundar dan mengembang dirasa mampu menampilkan kesan yang ingin dicapai. Pakaian dan tone warna pada pakaian Dollmaker terinspirasi dari makanan manis seperti coklat, crepe isi es krim ataupun strawberry parfait. Pada akhirnya, tone warna yang terpilih untuk Dollmaker adalah warna coklat tua dan merah.Merah digunakan untuk menimbulkan kesan ceria, berani dan gila karena merah adalah warna yang diasosiasikan dengan peperangan serta darah. Hiasan pada pakaiannya didominasi oleh mata boneka dan bentuk hati. Mata boneka diberikan dengan tujuan untuk menampilkan kesan gila sementara hati diberikan untuk memberikan kesan manis sekaligus menggambarkan keinginan tersirat Dollmaker untuk disayangi.

sor6

Butterfly Witch

Karakter Butterfly Witch adalah karakter yang dicipatakan dari perpaduan dua konsep. Pertama, bagaimana jika Evil Queen dalam kisah Snow White adalah ibu kandung Snow White dan entah bagaimana dia harus menjadi yang paling cantik. Konsep kedua adalah konsep karakter, seorang penyihir yang gemar mengoleksi benda-benda cantik. Benda cantik tersebut dapat berupa benda biasa seperti misalnya perhiasan ataupun manusia yang cantik. Dari kedua konsep itu, lahirlah karakter Butterfly Witch. Butterfly Witch adalah seorang wanita berusia diawal 30 tahun. Dia merupakan perpaduan dari ratu dan penyihir. Posisi ratu didapatkannya karena dia berhasil menggoda raja dengan kecantikannya.

Kesan yang ingin dicapai dari karakter ini adalah kesan elegan dan sexy. Simbolnya adalah kupu-kupu biru karena kupu-kupu terlihat elegan namun disaat bersamaan menimbulkan kesan misterius, mistis dan mengancam karena motif pada sayapnya. Kostumnya adalah perpaduan dari kostum prnyihir dan ratu. Karenanya, untuk memperkuat kesan ratu, gaun yang dikenakannya dibuat mengembang sementara di bagian atasnya, diberi tudung penyihir. Karena simbolnya adalah kupu-kupu, maka motif di gaunnya dibuat berdasarkan image tersebut. Motif sayap kupu-kupu dberikan pada kain panjang untuk memberikan kesan mengintimidasi dan juga menambah keeleganan. Warna biru dan hitam diberikan pada karakter ini selain karena perannya sebagai penyihir jahat, juga karena biru mampu memberikan kesan mistis dan dingin. Alasan lain pemilihan warna biru untuk kostum Butterfly Witch adalah karena berdasarkan konsepnya, Butterfly Witch menyukai warna biru dan amat membenci warna merah sebagai akibat dari trauma di masa lalunya. Butterfly Witch mengenakan sepatu bara, ini terkait pada cerita latar belakang karakternya dan perkembangan ceritanya.

sor7

Sementara, berikut ini adalah beberapa contoh scene dalam trailer “Sorstiary : One Wizard Unite All”

sor8

Seperti kata pepatah : “Tidak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa artikel ini pun masih jauh dari kata sempurna. Atas segala kesalahan dan kekurangan, penulis mengucapkan permohonan maaf. Penulis berharap, artikel ini dapat menginspirasi dan menambah wawasan.

Penulis

Andromeda Colin